REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon jamaah haji (calhaj) yang ingin berangkat haji dari Filipina dengan menggunakan paspor Filipina diminta untuk segera dipulangkan. Mantan ketua umum PP Muhammadiyah KH Prof Din Syamsuddin meminta pemerintah untuk melihat mereka sebagai korban.
“Pemerintah harus melihat mereka sebagai korban dan jangan serta merta paspor mereka dicabut. Pemerintah harus melakukan tindakan tegas terhadap perusahaan pemberangkat calhaj Indonesia dari Filipina,”kata Din yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini kepada wartawan usai usai memberikan ceramah umum dengan tema “Menumbuhkan Kecendekiawanan dan Membangun Inovasi Gerakan Kaum Muda Berkemajuan” pada acara Muktamar Nasyiatul Aisyiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (27/8) sore.
Dia pun menjelaskan, para petinggi perusahaan pemberangkatan haji tersebut, apakah itu pendiri maupun direktur jangan diperbolehkan lagi mendirikan perusahaaan agar tidak terulang lagi kasus yang sama. "Kalau tidak dilarang, mereka bisa saja mendirikan perusahaan biro haji yang akan ganti nama saja,’’ujar dia.
Menurut dia, untuk menyelesaikan permasalahan calhaj dari Indonesia yang akan berangkat haji melalui Filipina memerlukan kesungguhan dan memerlukan upaya diplomasi.
Hal senada juga dikemukakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sebelumnya bahwa Kementerian Agama harus perketat sistem dan berani menindak biro-biro haji umrah yang melakukan praktik serupa agar tidak terulang lagi. "Jika ada tindakan yang merugikan jamaah dan martabat bangsa bila perlu dibawa ke ranah hukum agar ada efek jera,’’kata dia.