Kamis 01 Sep 2016 04:51 WIB

Suharto, Natsir, dan Mengenang Pemulangan Jenazah Bung Tomo dari Makkah

Istri Bung Tomo, Ny Sulistina Sutomo.
Foto:
Bung Tomo

Benar saja, setelah melalui proses berliku, jenazah Bung Tomo baru bisa dipulangkan delapan bulan kemudian. Saat itu makam pun dibongkar. Autopsi jenazah untuk memastikan bahwa itu jenazah Bung Tomo dipimpin oleh ahli forensik Muin Idris.

''Saya yakin itu jenazah Ayah karena di bagian muka dekat hidungnya saat itu masih bisa dilihat adanya tahi lalat. Nah, proses autopsi usai, jenazah dibawa pulang. Semula akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tapi kami menolak karena ayah sudah berwasiat agar bila meninggal dimakamkan di pekuburan biasa saja,'' tutur Bambang.

Dan, terkait soal pemulangan jenazah ini, seorang keponakan pegawai Bea Cukai yang saat itu turut mengawal kepulangan jenazah Bung Tomo menceritakan bahwa sang pamannya selama mengawal jenazah dalam perjalanan Jeddah ke Jakarta tak berani menyentuh makanan dan minuman yang diberikan awak pesawat. Alasannya, ia takut diracuni karena Bung Tomo waktu itu disebut sebagai tokoh utama oposisi melawan Pak Harto.

Ketika cerita ini dikonfirmasi, Mas Tom hanya mengangguk dan tersenyum. ''Ya, itulah Bapak,'' ujarnya pendek. 

Setelah berkata itu, Mas Tom kemudian memandangi perbukitan yang mengelilingi Arafah. Mungkin dia tengah mengenang saat kesibukannya mengurus pemulangan jenazah ayahanda tercinta yang saat itu wafat dan dimakamkan di dekat Arafah.

Akhirnya, untuk Bung Tomo dan istrinya, Sulistina Sutomo: "Allahummaghfirlahum warhamhum." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement