Selasa 13 Sep 2016 08:16 WIB

Hajinya Orang Betawi, Penggusuran, atau Entah Apa Namanya?

Haji Mujitaba dan rumah tradisional Betawinya
Foto:
Pekerja memblok motif batik menggunakan malam di Batik Betawi Terogong, Jakarta Selatan.

Nah, sebagai akibat menggeliatnya pembangunan Kota Jakarta, perubahan sosial di kalangan warga Betawi semakin kencang pula terjadi. Tiba-tiba banyak orang Betawi  memindahkan tempat tinggalnya karena lahannya terkena proyek pembangunan. Dan, bila ada sisa sedikit uang dari hasil ganti rugi tanah, maka salah satu cara menghabiskannya adalah dengan memakainya untuk naik haji. Akibatnya, orang Betawi yang memang dari dulu sudah gemar mengenakan peci putih, semenjak peristiwa itu, jadi semakin banyak orang yang memakai peci tersebut. Tapi kini peci putih itu merupakan 'inagurasi' bahwa mereka sudah menunaikan rukun Islam kelima.

Situasi seperti itu terus meningkat seiring datangnya masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin dan hadirnya masa Orde Baru yang membuat program 'pemodernan' Jakarta. Pabrik dan kompleks industri bermunculan. Lahan diperjualbelikan secara bebas. Uang hasil jual beli atau akibat 'gusuran tanah' berhamburan di kalangan orang Betawi yang saat itu masih punya lahan yang luas. Bukan hanya itu, naik haji semakin mudah, seiring mulai dipakainya pesawat terbang untuk mengangkut jamaah haji. Berbarengan dengan ini, harga tanah tiba-tiba melonjak drastis. Orang-orang Betawi benar-benar menikmati 'booming harga' tanah.

Maka dapat ditengarai, ketika sekarang muncul berbagai nama jalan dan lorong gang di Jakarta yang menggunakan sebuah nama bergelar haji, maka mereka itulah yang dahulu memanfaatkan rejeki kenaikan harga tanah di Jakarta dengan pergi ke tanah suci. Haji Mencong misalnya, bisa jadi adalah salah satunya. Dan di kalangan kampung Betawi lain yang tinggal di kawasan Kuningan pun sudah semenjak dulu muncul sebutan 'Haji Mansur'. Namun, nama ini kemudian dipakai sebagai sebutan pejoratif untuk menyebut mereka yang pergi haji karena 'halaman (rumah) tergusur!).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement