Sabtu 17 Sep 2016 23:43 WIB

Kriteria Haji

Haji
Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang santri pulang kampung di bulan Dzulhijjah. Maklum di kampungnya tak ada kiai, ia disuruh ini itu, seperti menjadi khotib dan imam shalat Idul Adha. Juga penyembelihan hewan qurban. Meski ragu, iya mengiyakannya. Maklum ia santri badung sering absen mengaji, apalagi mutholaah kerjaannya nongkrong di warung kopi.

Karena tuntutan masyarakat, ia gengsi kalau menolak. Ia berusaha mencari kaifiyatnya di Google. Kemudian memverifikasinya ke senior-senior di pesantren melalui telepon sampai watshapp. Setelah merasa cukup, ia dengan mantap dan yakin tugas-tugas yang dibebankannya bisa dijalankan dengan baik.

Pada malam takbiran di masjid, tanpa diduga, ia ditanya beragam hal, termasuk kriteria haji. Ia tentu saja tak sempat bertanya kepada teman-temannya karena itu pertanyaan mendadak. Ia tak ingat sama sekali dengan haji mardud dan haji mabrur, yang ingat justru haji menurut cerita temannya yang ngawur.

“Ada haji mansur, haji abidin, haji abu bakar, dan haji kosasih,” katanya.

“Apa maksudnya macam-macam haji tersebut?” tanya salah seorang.

“Haji mansur adalah seseorang yang naik haji karena halamannya digusur. sementara haji abidin adalah orang yang berhaji atas biaya dinas,” jelasnya.

“Dua lagi, haji abu bakar dan haji kosasih itu haji apa?” tanya yang lain.  

“Haji abu bakar adalah haji atas budi baik golkar. Sementara haji kosasih adalah haji karena ongkosnya dapat dikasih.”

orang-orang di sekitarnya manggut-manggut.

Sumber: NU Online

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement