Selasa 15 Nov 2016 17:56 WIB

Survei Kepuasan Haji, Jamaah Beri Catatan Katering dan Bus Armina

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah jamaah haji sedang naik layanan bus shalawat dari shelter di Mahbas Jin menuju ke Masjidil Haram.
Foto: Republika/Heri Ruslan/ca
Sejumlah jamaah haji sedang naik layanan bus shalawat dari shelter di Mahbas Jin menuju ke Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari sembilan layanan yang diukur tingkat kepuasannya oleh Badan Pusat Statistik (BPS), layanan catering dan transportasi bus Armina mendapat catatan tersendiri. Sementara pemondokan, jamaah menunjukkan indikasi ketidaknyamanan terhadap jamaah lain yang tidak tertib.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, nilai layanan catering haji 2016 adalah satu-satunya yang turun yakni sebesar 0,27 poin dari 82,93 persen pada 2015 menjadi 82,66 persen pada 2016. Jamaah mengharapkan, makanan bisa memenuhi cita rasa Indonesia. Untuk itu, jamaah menyarankan agar bumbu yang digunakan adalah bumbu instan dari Indonesia. Sehingga siapapun yang memasak akan menghasilkan rasa yang konsisten dengan selera jamaah.

"Saya paham, tentu tidak mudah memenuhi cita rasa ribuan jamaah yang berbeda-beda. Tapi, saya tetap harus menyampaikan hasil survei ini," ungkap Suhariyanto di hadapan Menteri Agama dan jajaran pejabat Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag di Kantor BPS, Selasa (15/11).

Jamaah juga ingin variasi menu ditambah dan makanan disediakan penuh selama jamaah di Tanah Suci. Karena ada larangan memasak di pemondokan untuk menghindari kebakaran seperti terjadi di Daker Mekkah Sektor 6 pemondokan nomor 605.

Untuk transporsi, layanan Bus Antar Kota mendapat apresiasi tertinggi dengan perubahan nilai 6,45 poin dari 78,67 pada 2015 menjadi 85,12 persen pada 2016. Namun, ke depan, perlu ada koordinasi antara petugas dan pengemudi agar tidak terulang insiden jamaah 'tidak niat' umrah di Bir Ali sebagai //miqat makani//.

Bus Shalawat juga diapresiasi dengan kenaikan indeks mencapai 4,24 poin dari 81,30 persen pada IKJHI 2015 menjadi 85,54 persen pada 2016. Pun transportasi Bur Armina yang meningkat 2,06 poin dari 77,79 persen pada 2015 menjadi 79,85 persen pada 2016.

Di antara layanan transportasi, hanya Bus Armina yang belum mencapai 80 persen. Jamaah merasa armada bus kurang sehingga selain harus berdiri saat perjalanan, waktu tunggu pun lama. Fasilitas di dalam bus banyak yang tidak berfungsi dan secara fisik bus Armina banyak yang kurang laik.

Di sisi pemondokan, indeks meningkat 0,28 poin dari 82,28 persen pada 2015 menjadi 82,56 persen pada 2016. Jamaah meminta tempat dan mesin cuci lebih banyak. Pemondokan dilengkapi jaringan internet nirkabel untuk berkomunikasi dengan Tanah Air.

Jamaah juga meminta petugas untuk menegur keras jamaah yang melanggar aturan. "Ini jadi indikasi jamaah haji yang juga tidak nyaman dengan jamaah lain yang tidak menaati aturan," kata Suhariyanto.

Soal tenda, jamaah meminta MCK, tempat wudhu, AC dan kipas ditambah. Petugas lebih sering berpatroli keliling dan identitas petugas lebih mudah dikenali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement