Kamis 18 May 2017 18:10 WIB

Usul KPHI: Survei Jamaah Haji Jangan Hanya Seputar Layanan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Indonesia
Foto: AP
Jamaah haji Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) berharap survei terhadap jamaah haji Indonesia tidak hanya seputar kepuasan layanan fisik semata, tapi harus lebih dalam. Sebab, telaah mendalam mengenai pengetahuan manasih dan efek setelah berhaji terhadap jamaah akan lebih sejalan dengan visi Indonesia membangun manusianya.

Komisioner KPHI Syamsul Ma'arif menyarankan agar Badan Pusat Statistik (BPS) tidak hanya membuat indeks, tapi riset. Misalnya tentang pengetahuan jamaah terhadap manasik karena hal ini berkaitan dengan sah tidaknya haji.

Kalau layanan, jamaah yang mayoritas biasa tinggal di kampung lalu merasakan hotel tentu akan bilang bagus. Layanan yang disurvei juga sifatnya fisik. ''Riset mendalam ini juga akan menujukkan keseriusan pemerintah membina jamaah sehingga ibadah mereka berkualitas,'' ungkap Syamsul, Kamis (18/5).

Bila fokusnya hanya kepuasan, peningkatan indeks kepuasan 2016 masuk akal. Soal layanan fisik, KPHI mengakui ada perbaikan signifikan.

Kedua, tim BPS harus mandiri dengan tidak dibiayai Kemenag. Karena dengan dibiayai, sedikit banyak terpengaruh.

Ke depan, KPHI meminta pemerintah memprioritaskan juga tahap persiapan jamaah. Sehingga sepulang berhaji, jamaah haji bisa jadi manusia percontohan bagi warga sekitarnya.

''Bangun negara salah satunya bangun SDM, termasuk dari para hujjaj ini, agar mereka contoh,'' kata Syamsul.

Karena itu, KPHI meminta pemerintah tidak sekadar menyelesaikan kewajiban tapi juga melihat haji sebagai sarana membangun bangsa dari SDM yang baik. Perlu bagi pemerintah berpikir visioner.

Usul KPHI, bimbingan manasik dilakukan sepanjang waktu baik pra, saat, maupun pasca haji. Memang ada Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), tapi tidak optimal dan perlu didukung melalui program pemerintah.

Pembinaan haji juga bisa jadi sarana menangkal pemikiran Islam kanan. Pembinan jamaah haji insya Allah efektif untuk pembinaan masyrakat juga.

Secara keseluruhan, hasil survei BPS menunjukkan indeks kepuasan jamaah haji Indonesia (IKJHI) 2016 sebesar 83,83 persen yang berarti memuaskan atau di atas standar. Angka itu membaik dari IKHJI 2015 sebesar 82,67 persen.

Dari sembilan jenis layanan, semua layanan sudah mendapat penilaian di atas 75 persen, tiga di antaranya bahkan sudah di atas 85 yakni layanan petugas kloter, transportasi Bus Shalawat, dan layanan ibadah.

Dalam rilis IKJHI akhir 2016 lalu di Kantor BPS, Kepala BPS menyatakan layanan petugas kloter mendapat nilai sebesar 86,4 persen karena ada upaya khusus, di mana petugas kesehatan mendatangi jamaah ke pemondokan.

Bus Shalawat mendapat nilai 85,54 persen. Karena penambahan ada armada dan semua bus dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya. Rasio layanan Bus Shalawat pada 2016 mencapai satu berbanding 400 orang, membaik dari rasio satu berbanding 700 orang tahun 2015.

Pun bus antar kota juga dinilai lebih baik meski tetap ada saran perbaikan. Catatan dari jamaah diberikan pada Bus Armina. Sementara layanan ibadah diapresiasi dengan nilai 85,54 persen karena adanya tiga konsultan ibadah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement