IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan yang dihadapi tim kateri haji 2017 dinilai semakin berat. Sebab, kuota haji tahun ini kembali normal, setelah empat tahun mengalami pemotongan 20 persen. Kuota normal Indonesia adalah 211 ribu jamaah. Angka ini bahkan bertambah seiring adanya tambahan kuota untuk Indonesia sebesar 10 ribu orang. Ketua Tim Katering Arsyad Hidayat mengatakan tantangan lainnya yakni terkait adanya tambahan makan bagi jamaah haji selama di Makkah sebanyak dua kali.
"Kalau pada tahun 2016, jamaah mendapat 24 kali makan di Makkah, tahun ini menjadi 26 kali," ujarnya seperti dikutip dari situs Kemenag.co.id, Rabu (15/3).
Di samping itu, jamaah selama di Makkah juga akan mendapat makanan ringan untuk sarapan pagi berupa cup cake atau croissant tanpa adanya tambahan biaya. "Dengan begitu, jemaah di Makkah akan mendapat sarapan berupa cup cake, di samping makan siang dan malam," ujarnya.
Tim katering, kata Arsyad, juga harus mengevaluasi menu-menu yang cepat rusak pada penyelenggaraan haji tahun lalu karena kondisi panas, misalnya menu sayuran bamia atau okra dan udang kering. Menu-menu yang seperti ini harus diganti dengan menu baru yang lebih tahan dan tidak mudah rusak.
"Tim juga harus memastikan kemampuan perusahaan untuk menyediakan makanan dengan cita rasa Indonesia, termasuk menambah tenaga distribusi katering yang bisa berbahasa Indonesia," kata Arsyad.
Nantinya tim akan mencari pula alternatif menu lain yang asli Indonesia, seperti tahu dan tempe. Kementerian Agama telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) No 9 Tahun 2016 tentang Penyediaan Barang/Jasa dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji di Arab Saudi. PMA ini mengatur bahwa penyediaan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia terdiri dari konsumsi di Madinah, Jeddah, Makkah, serta Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Tim katering sendiri telah tiba di Arab Saudi sejak tanggal 8 Maret dan akan bertugas selama 60 hari untuk menyeleksi perusahaan penyedia katering, baik di Madinah, Jeddah, Makkah, dan Armina.