Rabu 23 Aug 2017 15:28 WIB

Geliat Haji Afghanistan di Tengah Perang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham Tirta
Warga Afghanistan berangkat haji. (ilustrasi).
Foto: AP/Rahmat Gul
Warga Afghanistan berangkat haji. (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Meski dilanda perang, geliat haji Afghanistan begitu besar. Otoritas lokal menyampaikan ribuan orang melaksanakan ritual haji hampir setiap tahun. Dari 30 ribu kuota jamaah haji Afganistan, banyak di antaranya yang sudah mengulang haji hingga empat kali.

Hal ini membawa keprihatinan karena Afghanistan merupakan salah satu negara konflik. Masyarakat sipilnya menderita, kekurangan makanan, sandang, papan, tidak memiliki pekerjaan hingga kesulitan melanjutkan hidup.

Krisis kemanusiaan masih belum mendapatkan solusi dan titik terang. Karena kemiskinan merajalela ini, otoritas meminta agar warga Afghanistan yang masih berkecukupan untuk tidak melakukan haji berulang-ulang.

Berdasarkan kultur setempat, seseorang yang akan pergi haji biasanya akan menggelar pesta atau syukuran. Mereka memberikan makanan dan hadiah baik sebelum maupun setelah pulang haji.

Hadiahnya pun bermacam-macam hingga ada yang memberikan emas. Rata-rata setiap jamaah harus mengeluarkan biaya sampai 2.500 dolar AS untuk buah tangan dan segala ritualnya.

Sejumlah orang terkadang tidak jadi berhaji karena tidak mampu melaksanakan ritual tersebut. Tahun ini, otoritas pun mulai mengeluarkan pernyataan tegas. Di tengah kondisi negara yang buruk, haji berulang tidak diperlukan.

"Mereka yang berhaji kedua, ketiga hingga empat kali tanpa pembenaran syar'i, maka mereka harus tahu bahwa mereka melakukan kesalahan, itu adalah dosa besar," kata seorang otoritas pengurus haji, Fazl Ahmad pada Arab News.

Menurutnya, ia sudah meluncurkan kampanye tersebut di lingkungan dan masjid-masjid setempat. Allah akan lebih ridho jika uang untuk haji berulang-ulang itu diberikan pada orang Afghanistan yang miskin.

Ia menilai kampanye ini seharusnya dilakukan secara global untuk meningkatkan kesadaran. Agar jamaah yang hendak melakukan haji lagi mengalihkan biaya-biayanya pada mereka yang lebih membutuhkan.

Menurut otoritas, peminat haji di Afghanistan sangat besar. Masyarakat yang akan berhaji harus mengantri hingga hampir delapan tahun. Biaya pendaftaran awal atau deposit disetorkan pada bank swasta, sedikitnya 500 dolar AS.

Saat ini, jumlah deposit seluruh haji itu telah mencapai jutaan dolar. Hal tersebut membawa pertanyaan baru terkait alokasi dana. Juru bicara Kementerian Haji dan Urusan Agama Afganistan, Ishaq Arab mengonfirmasi akumulasi dana jamaah haji yang mencapai jutaan dolar.

Namun, ia tidak memberi keterangan jelas soal nasib uang tersebut. "Uang itu didepositkan di bank dan akan dikembalikan jika berlebih," kata dia. Arab tidak menjelaskan lebih lanjut.

Seorang warga yang bekerja di Departemen Pendidikan Islam, Sayed Masood menyampaikan ini meningkatkan potensi korupsi. Meski demikian, jamaah mengakui bahwa saat ini pelayanan haji Afghanistan berbeda dari tahun ke tahun. "Jamaah Afghanistan sekarang punya akses yang lebih baik dari segi akomodasi, transportasi dan fasilitas lainnya di Tanah Suci," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement