IHRAM.CO.ID, PEMALANG – Naja Travel menggelar manasik umrah untuk kafilah Naja Pantura di Masjid Agung Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah, Ahad (15/10). “Pergelaran manasik atau pembekalan tata cara umrah yang benar menjadi tema utama bagi Naja Travel untuk calon jamaahnya. Penjelasan dan pemaparan rangkaian ibadah menjadi tema penting bagi calon jamaah Naja sebelum berangkat,” kata pembimbing ibadah umrah kafilah Naja Travel Ustaz Muhammad Asrori melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (20/10).
Asrori yang juga pembina Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Al-Mujaddid mengemukakan, seorang Muslim yang melakukan ibadah umrah memiliki banyak keutamaan. “Salah satu di antaranya adalah sebagai penghapus dosa,” ujarnya.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini, “(Dari) umrah ke umrah adalah penghapus (dosa-dosa) di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada baginya balasan selain surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Asrori juga menegaskan, manasik menjadi satu hal yang penting untuk diikuti. “Dalam pelaksanaan ibadah umrah, Anda perlu tahu beberapa hal yang wajib dan disunnahkan dalam pelaksanaan ibadah umrah,” tuturnya.
Pada intinya rukun umrah adalah kegiatan ibadah umrah yang wajib dan harus dikerjakan. “Bila salah satu dari rukun umrah tidak dilakukan, maka secara syar'i ibadah umrah dianggap tidak sah. Sedangkan bila kewajiban umrah tidak dipenuhi, Anda perlu membayar dam atau denda,” kata Asrori yang juga ketua Pembina Yayasan Pondok Pesantren Syafiiyyah Pemalang.
Ada empat poin yang ditegaskan oleh Asrori kepada para jamaah. Pertama, ihram umrah di Miqat, tempat di mana seorang jamaah umrah/haji akan berniat ihram. “Tempat pelaksanaan niat ihram umrah wajib dilakukan di miqat yang Anda lewati. Jika Anda melewatinya tanpa berihram, umrah Anda akan tetap sah, namun Anda punya kewajiban untuk membayar dam (denda) dengan cara menyembelih seekor kambing di Makkah,” paparnya.
Kemudian setelah sampai di miqat, jamaah perlu mandi besar (junub). Para pria memakai pakaian ihram, sedangkan wanita memakai baju gamis dan kerudung (bergo). Setelah itu jamaah berniat untuk ihram yang artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”
Kedua, tawaf (mengelilingi Ka’bah) di Masjid Al-Haram sebanyak tujuh putaran dan dimulai dari Hajar Aswad sambil terus berdoa hingga menyelesaikan tujuh putaran tepat di depan Hajar Aswad.
Ketiga, melakukan sa’i, bertempat di Bukit Shafa dan Bukit Marwah. “Setelah Anda selesai melakukan tawaf, Anda bisa langsung keluar Masjidil Haram dan langsung naik ke Bukit Shafa sambil menghadap kiblat,” ujarnya.
Bacalah tahmid dan takbir sebanyak tiga kali sambil mengangkat tangan. Kemudian, turun dan lakukan rangkaian sa’i sebanyak tujuh kali dari Shafa ke Marwah dengan berjalan cepat (lari-lari kecil) di antara tanda hijau, (tanda hijau sudah disiapkan di Masjid Al-Haram, Red). Tapi ketika tidak dalam wilayah tanda lampu warna hijau, jamaah berjalan biasa sebelum tanda tersebut ada dan begitu seterusnya hingga tujuh kali. Para jamaah saat tiba di atas Bukit Marwah, harus membaca takbir dan tahmid sebanyak tiga kali.
Keempat, tahallul. Tahallul atau memotong rambut sampai gundul atau sebagian ini dilakukan setelah di Marwah. “Di sini ada tukang cukur yang bisa mencukur rambut Anda. Sedangkan bagi jamaah wanita, Anda bisa memotong sebagian kecil rambut dengan gunting,” tutur Asrori.
Imam besar Masjid Agung Randudongkal Kyai Abdul Aziz Mas'ud mengungkapkan, ia sudah mempelajari cara Naja Travel dalam melaksanakan ibadah umrah. “Setelah saya pelajari dan direksi Naja Travek saya ajak diskusi, saya katakan Naja Travel sudah melakukan umrah sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. Itu umrah yang sempurna,” tutur Kyai Abdul Aziz.