IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintah mengumumkan biaya haji pada 2018 sama seperti musim haji 2017. Menteri Agama Sardar Muhammad Yousuf mengatakan, pemerintah menyediakan kuota khusus untuk orang tua.
Yousuf mengatakan, sebanyak 179.210 orang Pakistan berencana melakukan haji 2018. Sebanyak 10 ribu kuota khusus dialokasikan untuk pemohon haji berusia di atas 80 tahun. "Biaya haji akan tetap sama pada 2018," kata dia dilansir dari Pakistan Today.
Menteri Yousuf mengatakan, pemerintah menetapkan tarif haji sebesar 280 ribu rupe bagi calon peziarah dari bagian utara negara tersebut, termasuk Islamabad dan Lahore. Sementara bagi calon jamaah yang berangkat dari daerah selatan, termasuk Karachi dikenakan biaya 270 ribu rupe.
Berdasarkan kebijakan haji baru, 60 persen pemohon dari 179.210 calon jamaah melakukan haji di bawah skema pemerintah dan sisanya menjalankan tugas keagamaan melalui operator haji swasta.
Yousuf mengatakan, banyaknya calon jamaah yang berangkat dengan operator swasta disebabkan lokasi tinggal mereka di daerah terpencil di negara tersebut. Hal itu didukung meningkatnya jumlah operator haji swasta yang menciptakan persaingan sehat.
"Perusahaan baru tergabung dan keputusan dalam hal ini akan diambil oleh komite tingkat tinggi yang sudah mengerjakannya," ujar Yousuf.
Dia mengatakan, urusan administrasi calon jamaah haji untuk musim haji 2018 selesai pada Februari 2018. Ia memastikan, masalah kekurangan dan lainnya yang dihadapi calon jamaah seperti tahun sebelumnya tak akan terulang. Sebab, pemerintah melakukan sejumlah perbaikan dan evaluasi dari musim haji 2017.
Pemerintah memutuskan mempertahankan 'kuota kesulitan' sebesar dua persen dari total haji yang dijanjikan di bawah skema haji pemerintah. Kuota itu disediakan untuk menampung 'keluarga yang rusak', kasus bayi baru lahir dan pemohon yang termasuk di daerah terpencil atau pedesaan, termasuk Gilgit-Baltistan dan Balochistan.
Menurut Yousuf, kementerian tengah mengadakan pembicaraan dengan semua pemangku kepentingan untuk mengurangi durasi operasi haji dari 38 menjadi 30 hari. Hal itu, kata dia, dimungkinkan bisa terjadi karena ketersediaan mobilitas udara dan darat yang efisien