Senin 25 Jun 2018 19:21 WIB

Kereta Cepat Haramain dan Perubahan Transportasi Haji

Kereta akan mengurangi kepadatan di jalan raya antara Makkah dan Madinah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Kereta api Haramain.
Foto: saudigazette.com
Kereta api Haramain.

IHRAM.CO.ID,  JEDDAH -- Kereta Cepat Haramain akan bisa dinikmati oleh para jamaah haji dan umrah tahun ini. Direktur jenderal proyek, Mohammed Abdulhafiz Fida mengatakan kereta tersebut akan membawa perubahan dramatis dalam transportasi peziarah dan penumpang lain antara dua kota suci Makkah dan Madinah.

"Orang-orang dari daerah Makkah dan Madinah serta peziarah yang datang untuk Haji dan Umrah akan dapat menikmatinya tahun ini," kata dia kepada harian Arab Al-Jazirah, Ahad (24/6).

Meski demikian, Fida tidak menyebutkan waktu operasional pertamanya. Ia menggambarkan Haramain Railway sebagai salah satu proyek kereta api terbesar di kawasan Timur Tengah. Kereta akan mengurangi kepadatan di jalan raya antara Makkah dan Madinah. Juga, menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan peziarah dan penumpang lainnya.

"Kereta api memastikan perjalanan yang aman dan nyaman antara dua kota suci," kata Fida ketika berbicara tentang sistem kereta api listrik tersebut seperti dilansir di Saudi Gazette.

Kereta Haramain akan melewati Jeddah dan Raja Abdullah Economic City di Rabigh. Ia akan mengurangi waktu perjalanan antara Makkah dan Madinah menjadi dua jam dan 15 menit dengan kecepatan 300 km per jam.

Kereta api ini memiliki lima stasiun di Bandara Udara Makkah, Madinah, Jeddah, Rabigh dan King Abdulaziz. Ia dirancang sesuai dengan arsitektur Islam dan akan melayani ribuan penumpang setiap harinya. Kereta dilengkapi dengan fasilitas modern untuk memastikan kenyamanan penumpang.

Masing-masing dari lima stasiun memiliki ruang tunggu untuk keberangkatan dan kedatangan penumpang, ruang tunggu, toko, restoran, kafe, tempat parkir dan ruang VIP. Di sampingnya ada masjid untuk 1.000 jamaah, sebuah helipad dan sebuah pusat Pertahanan Sipil.

Stasiun di Makkah terletak dekat dengan Rusaifa, sekitar tiga km dari Masjidil Haram. Sedangkan stasiun Madinah terletak di Kota Pengetahuan di King Abdul Aziz Road, yang menghubungkan stasiun kereta api dengan Masjid Nabawi.

Stasiun utama di Jeddah terletak di Sulaimaniya di sepanjang Jalan Tol Makkah. Stasiun Jeddah kedua berada di Bandara Internasional King Abdulaziz, gerbang utama para peziarah ke Mekah. Stasiun Rabigh terletak dekat dengan King Abdullah Economic City.

Fida mengatakan proyek ini juga mencakup 850 bagian untuk air hujan, banjir dan limbah. Berbicara tentang kapasitas stasiun kereta api, ia mengatakan bahwa stasiun Jeddah sendiri dapat menangani lebih dari 25 ribu penumpang per jam.

"Proyek ini bertujuan untuk mengangkut 60 juta penumpang setiap tahun menggunakan 35 kereta api berkecepatan tinggi, masing-masing dengan kapasitas 417 kursi. Kapasitas dapat digandakan menjadi 834 dengan menambahkan dua mobil," katanya.

Sebanyak 35 kereta akan dijadwalkan ulang mengingat banyaknya penumpang musiman. Sebuah situs elektronik akan diluncurkan menjelang awal operasi komersial. Akan ada juga aplikasi telepon seluler khusus dan titik penjualan tiket otomatis di stasiun. Pengembang juga akan membuat kantor reservasi.

Fida menjanjikan biaya yang dikeluarkan penumpang tidak akan membenani dan sesuai dengan pelayanan. Ia mengatakan penumpang akan dapat melakukan perjalanan antara dua kota suci dengan membayar biaya terendah. Kereta akan memiliki kelas eksekutif dan ekonomi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement