Rabu 04 Jul 2018 06:08 WIB

Katering Haji Diseragamkan

Menu dalam satu hari dipastikan berbeda.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Katering Haji
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari
Katering Haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) memastikan standar katering haji tahun ini diseragamkan. Tidak ada perbedaan antara pelayanan katering di Makkah, Madinah, dan Jedah.

Semua makanan disajikan dengan cita rasa Indonesia. Bumbu yang digunakan berasal dari Indonesia. Sebelum dibagikan, kelayakan makanan dinilai terlebih dahulu oleh tim tata boga yang berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Sebelumnya, jamaah haji di Makkah tidak mendapatkan minuman. Kemudian jamaah di tempat lain tidak mendapatkan roti. “Tahun ini semuanya sama. Makanan yang diperoleh jamaah di semua tempat seragam,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis dalam konferensi pers di kantor Kementerian Agama Jakarta pada Selasa (3/7).

Menu dalam satu hari dipastikan berbeda. Misal, makan siang disiapkan dengan lauk ikan. Pada malam hari, jamaah akan mendapatkan menu ayam atau daging. Sayuran, buah, dan air mineral juga masuk dalam paket makanan.

Ikan dimasak pesmol, balado, asam-manis, dan filet. Sri menjelaskan, menu satu ini diperbanyak berdasarkan permintaan jamaah haji tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, mereka lebih memilih menu ikan ketimbang daging.

Pilihan itu didasari faktor usia mereka yang kebanyakan sudah lanjut, sehingga enggan mengonsumsi daging sapi lebih banyak. Tekstur daging ikan lebih lembut bila dibandingkan sumber protein hewani lainnya, sehingga memudahkan mereka menghaluskan makanan.

photo
Infografis Data dan Fakta Jamaah Haji INdonesia

Sri mengimbau jamaah segera mengonsumsi makanan setelah dibagikan. Jangan sampai layanan tersebut disia-siakan atau diundur. Terkadang ada saja jamaah yang lebih mendahulukan ibadah. Mereka menunda makan hingga beberapa jam setelah dibagikan.

“Apa yang terjadi? Ketika dibuka, makanan sudah tak layak konsumsi. Makanan setelah keluar dari penghangat akan cepat basi. Jamaah harus memahami ini,” kata dia

Jamaah kerap beranggapan makanan dapat bertahan lama. Mereka kurang memahami iklim di Tanah Suci yang berdampak pada penurunan kualitas makanan, terutama aneka makanan berkuah, yang lebih cepat membusuk.

Pada tahun ini jamaah haji Indonesia akan mendapatkan tambahan jatah makan. Pada penyelenggaraan haji tahun ini, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan jatah 40 kali makan. Bertambah 15 kali dari jumlah jatah makan tahun lalu.

Pada penyelenggaraan haji tahun 2015, jamaah mendapatkan jatah makan sebanyak 15 kali. Setahun kemudian pemerintah menambah jatah makan menjadi 25 kali. Jumlah itu kian bertambah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement