Kamis 19 Jul 2018 11:27 WIB

Begini Tantangan Sediakan Makan Jamaah Haji

Sejumlah bumbu masakan Indonesia terkendala masuk Arab Saudi.

Karyawan di salah satu dapur perusahaan katering tengah menyiapkan konsumsi bagi jamaah haji Indonesia di Madinah, Rabu (24/8). (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Karyawan di salah satu dapur perusahaan katering tengah menyiapkan konsumsi bagi jamaah haji Indonesia di Madinah, Rabu (24/8). (Republika/ Amin Madani)

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami, Wartawan Republika dari Madinah, Arab Saudi

MADINAH -- Persoalan menyediakan makanan untuk ratusan ribu jamaah haji Indonesia tentu bukan perkara mudah. Terlebih, tahun ini standar makanan yang diberikan kepada jamaah diupayakan meningkat.

Salah satu perusahaan makanan katering untuk jamaah haji Indonesia selama di Madinah adalah Al Ahmadi. Perusahaan itu dikontrak bersama 14 perusahaan lainnya. Tahun ini, Al Ahmadi dikontrak untuk menyediakan makanan bagi 19 ribu jamaah.

Di Madinah, jamaah akan mendapatkan 18 kali makan untuk masa tinggal mereka di kota suci itu dengan jatah tiga kali sehari. Jumlah itu menuntut Al Ahmadi menyediakan 342 pak makan besar mencakup nasi dan lauk pauk.

Manajer Operasional Katering Al Ahmadi, Muhammad Hasyim Yahya, mengatakan, salah satu tantangan dari operasional itu adalah menyiapkan bumbu khas Indonesia yang disyaratkan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi.

Ia mengatakan, secara khusus kesulitan mendatangkan kecap manis buatan Indonesia untuk meracik makanan-makanan tersebut. Dia juga mengakui sulitnya mendatangkan kecap Indonesia ke Arab Saudi.

Ia menuturkan, paket yang diimpor dari Tanah Air sudah tiba di Arab Saudi. Kendati demikian, penjemputannya terkendala izin Kerajaan Arab Saudi.

“Sudah ada di Saudi, tapi tidak bisa keluar pelabuhan, sudah empat bulan ini belum bisa keluar,’’ kata dia di dapur perusahaannya di Al Aziziyah, Madinah, Rabu (18/7).

Sementara, kini ia terus berupaya membuat masakan perusahaannya sesuai cita rasa Tanah Air. Untuk melayani kebutuhan jamaah haji, katering Al Ahmadi mempekerjakan 160 karyawan. Mereka berasal dari sejumlah negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Myanmar.

Hal itu sehubungan syarat dari PPIH Arab Saudi bahwa juru masak makanan untuk jamaah haji Tanah Air harus orang Indonesia. Sebanyak 51 karyawan juga dikerahkan dalam proses pengepakan makanan.

Kabid Katering PPIH Arab Saudi Ahmad Abdullah menjelaskan, jumlah jamaah yang ditangani masing-masing perusahaan memang tak seragam. Paling sedikit melayani 11 ribu jamaah dan paling banyak 20 ribu jamaah. Katering juga bertanggung jawab mendistribusikan makanan, baik selama di Madinah maupun Makkah.

Menurutnya, penyediaan konsumsi untuk jamaah haji melibatkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Untuk perusahaan katering yang mendapat kuota 5.000 jamaah, misalnya, harus memiliki karyawan minimal 60 orang.

“Standarnya 70 hingga 80 orang,’’ kata Ahmad di Madinah.

Dia menekankan, perusahaan katering memang wajib menyajikan menu yang memiliki cita rasa Indonesia. Karena itu, semua juru masak dilatih dan mendapat sertifikasi khusus. Tujuannya, agar menu yang disajikan seragam, baik dari segi rasa maupun porsi.

Ahmad Abdullah juga tak menampik sebagian bumbu-bumbu dan pelengkap masih sukar didatangkan dari Tanah Air. Kecap manis dan sambal di antaranya.

Menurutnya, sejauh ini kecap belum 100 persen bisa dibeli oleh perusahaan katering. Ke depannya, PPIH Arab Saudi akan bekerja sama dengan konsulat jenderal di Jeddah agar mendorong importir Arab Saudi lebih giat membeli produk-produk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement