Jumat 20 Jul 2018 09:17 WIB

Saat Petugas Berlomba dengan Jalur Cepat

Sistem ini memangkas waktu lima jam dari pesawat ke bus jadi kurang dari sejam.

Jamaah haji dari Embarkasi Padang tiba di Bandara AMA Madinah. Mereka merupakan jamaah perdana asal Tanah Air uang tiba di Tanah Suci, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji dari Embarkasi Padang tiba di Bandara AMA Madinah. Mereka merupakan jamaah perdana asal Tanah Air uang tiba di Tanah Suci, Selasa (17/7).

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami, Wartawan Republika dari Madinah, Arab Saudi

MADINAH -- Pemindahan proses keimigrasian dari bandara di Arab Saudi ke Tanah Air diharapkan memudahkan jamaah. Kendati demikian, buat para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ia juga berarti kerja yang lebih lekas.

Dengan penerapan pre departure clearance tersebut, jamaah haji asal Embarkasi Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Pondok Gede tinggal keluar dari pesawat di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, kemudian menuju jalur cepat untuk diverifikasi secara singkat dan langsung menuju bus yang akan membawa ke pemondokan.

Proses itu hanya memakan waktu 15 hingga 20 menit bagi masing-masing jamaah hingga memasuki bus menuju hotel. Persoalan kemudian muncul saat dua penerbangan dari embarkasi tersebut datang nyaris bersamaan.

Pada Rabu (18/7) misalnya, penerbangan Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dengan Garuda Indonesia tiba di bandara hanya berselang tak sampai sejam dengan penerbangan Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) menggunakan Saudi Air. Pesawat Saudi Air, seperti biasanya, tiba sedikit lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Akibatnya, saat jamaah JKG baru dalam akhir proses menaiki bus yang terletak sekitar 50 meter dari pintu keluar bandara, sebagian jamaah JKS sudah menyelesaikan proses. Sementara sembilan bus JKG belum bisa berangkat sehubungan ketua kloter bersangkutan masih harus menyelesaikan administrasi.

Akibatnya, jamaah JKS sempat tertumpuk di ruang tunggu dan tak bisa memasuki bus yang masih mengantre menunggu keluarnya bus JKG dari parkiran penjemputan. Sehubungan kondisi itu, petugas yang berjaga menuntun jamaah, menempel stiker nomor rombongan di bus, atau mendaftar jamaah di bus, harus sigap bergerak.

Begitu bus kloter JKG bergerak, mereka harus langsung menempel stiker ke bus-bus yang baru tiba, serta mengarahkan jamaah ke bus masing-masing. Suasana jadi riuh dan serba sibuk. Kendati demikian tak menunggu lama, para petugas Daker Bandara berhasil menangani keadaan dan mengantarkan jamaah begitu bus tiba.

Sementara pada Kamis (19/7), jamaah jalur cepat asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kembali datang tak lama selepas jamaah asal Malaysia melalui jalur yang sama. Belajar dari hari sebelumnya, kali ini petugas lebih sigap, terlebih otoritas Bandara AMA telah menyiapkan parkiran buat bus-bus jamaah Tanah Air yang mengantre.

Kepala Daker Madinah Arsyad Hidayat mengatakan, secara umum pelaksanaan jalur cepat sesuai rencana. Ia berhasil memangkas waktu lima jam dari pesawat ke bus jadi tak lebih dari sejam saja.

“Fasilitas ini adalah pilot project Makkah Route yang saya kira bisa dikatakan sesuai rencana,” kata dia di Bandara AMA, Kamis (19/7).

photo
Jamaah haji dari Embarkasi Padang tiba di Bandara AMA Madinah. Mereka merupakan jamaah perdana asal Tanah Air uang tiba di Tanah Suci, Selasa (17/7).

Ia mengakui, kerja petugas sekarang harus lebih gesit di jalur cepat. “Tidak begitu berat kerjanya tapi harus ekstra cepat,” kata dia. Saat ini, menurutnya petugas di jalur cepat harus sudah siap bahkan saat pesawat belum turun.

Ia mengatakan, jamaah Indonesia tahun ini juga terbantu keringanan keimigrasian yang diberikan Kerajaan Arab Saudi. Selain jalur cepat, saat ini jamaah yang terkendala persoalan keimigrasian di bandara boleh pulang ke hotel dan beristirahat lebih dulu.

Setelah satu dua hari baru ia bisa mengurus keimigrasian. “Saya kira pemerintah Arab Saudi sudah berupaya agar proses imigrasi saat ini lebih cepat,” kata dia.

Jamaah sebelumnya juga menyatakan puas denga layanan jalur cepat ini. “Cepet banget, hanya lima menit tadi,” kata Ahmad Ali Maksum (50 tahun) seorang jamaah asal Jakarta di Bandara AMA, Selasa (17/7). Ia menceritakan, begitu turun dari pesawat langsung diarahkan petugas menuju pemeriksaan bea cukai untuk kemudian diarahkan ke bus.

Menurut Ali Maksum, pemeriksaan dan pemindaian biometrik di Tanah Air memang tak sebentar. Kendati demikian ia memaklumi karena layanan itu baru pertama kalinya dilakukan pada musim haji kali ini. Ia juga mengatakan lebih memilih harus diperiksa di Tanah Air ketimbang di Tanah Suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement