Selasa 24 Jul 2018 16:00 WIB

Daker Makkah akan Kawal Distribusi Katering

Mereka akan mengawasi kinerja produsen makanan jamaah dengan berpatokan pada kontrak.

Kepala Divisi Katering PPIH Daker Makkah, Evy Nuryana (kiri)
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Kepala Divisi Katering PPIH Daker Makkah, Evy Nuryana (kiri)

Laporan wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mengawal distribusi katering. Mereka akan mengawasi kinerja produsen makanan jamaah dengan berpatokan kepada kontrak kerja.

Kepala Seksi Katering Daerah Kerja (Daker) Makkah Evy Nuryana menjelaskan pihaknya akan menilai kinerja katering dalam beberapa hal. Di antaranya adalah waktu distribusi. Berdasarkan catatannya, jamaah harus sudah mendapatkan jatah makan pada pukul 08.00 sampai 11.00 waktu setempat.

Kalau lebih dari ketentuan waktu tadi, maka PPIH akan memberikan catatan. “Berapa lama keterlambatannya. Kalau sudah satu jam maka akan ada penilaian minus,” katanya setelah apel pagi di area kantor Daker Makkah pada Selasa (24/7).

Tim katering juga akan menilai proses produksi, seperti kelayakan dapur, penyimpanan bahan baku, kualitas bahan dan bumbu, dan pengemasan. Kebersihan pekerja juga menjadi catatan, apakah mereka berambut dan berkuku panjang atau tidak.

Pekerja katering harus menutup kepalanya saat memasak atau pun mengemas makanan. Semuanya tidak lepas dari perhatian dan pengawasan PPIH.

Jamaah juga bisa membeli makanan di sekitar Makkah. Namun, tambah Evy, harus memperhatikan higienitas. Jamaah dapat berkomunikasi kepada petugas haji setempat untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.

Sejak kedatangan ke Makkah, jamaah sudah mendapatkan makan yang dibungkus boks. Katering berhenti memproduksi makanan pada Kamis 4 Dzulhijjah 1439 atau bertepatan dengan 16 Agustus 2018. Pada tanggal itu sampai tiga hari kemudian, kondisi Makkah sudah sangat padat. Kendaraan bermotor dilarang melintasi jalan di Makkah.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah (Selasa, 28 Agustus) jamaah bergerak ke Arafah. Ketika itu mereka mendapatkan makanan. Selama wukuf jamaah mendapatkan makan. Katering akan masak di dekat Arafah menggunakan kayu bakar.

Jamaah kembali tidak mendapatkan makan pada 14 dan 15 Dzulhijjah (26 dan 27 Agustus). “Selama katering tidak beroperasi jamaah dipersilakan membeli makan sendiri,” kata Evy. Sehari kemudian (Selasa 28 Agustus) dapur katering kembali memproduksi dan mendistribusikan makanan jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement