IHRAM.CO.ID, ABUJA — Pemerintah Nigeria dan Arab Saudi menandatangani nota kesepakatan pemahaman (MoU) tentang ibadah haji 2019 (ta’limatul hajj). Penandatanganan dilakukan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Nigeria Khadija Bukar Abba Ibrahim dan Menteri Haji dan Umrah Saudi Muhammad Saleh bin Taher Benten.
Dilansir di Daily Trust pada Kamis (13/12), Kepala Divisi Urusan Publik NAHCON Fatima Sanda Usara menjelaskan, penandatangan kesepakatan dilakukan di Kementerian Haji dan Umrah Saudi, Makkkah. Salah satu hasilnya, kuota haji untuk Nigeria tetap 95 ribu kursi seperti tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan itu Menteri Benten memuji NAHCON atas keberhasilan pengelolaan operasi haji 2018. Serta, perilaku baik jamaah Nigeria secara umum.
Dia meyakinkan Kerajaan siap membantu pemerintah Nigeria mempermudah ibadah haji.
Ketua NAHCON Abdullahi Mukhtar Muhammad menjelaskan, komisi berupaya meminta pembebasan biaya visa sebesar 2.000 riyal untuk jamaah yang beribadah berulang dalam waktu kurang dari lima tahun. Selain itu, dia meminta tidak ada kerumitan dalam pembuatan visa ibadah.
Mukhtar meminta Nigeria bisa masuk dalam jajaran layanan Road to Makkah atau dikenal dengan fast track. Sebab, layanan itu memudahkan proses imigrasi calon jamaah haji di bandara asal. Program ini juga membuat calon jamaah tidak perlu mengurus proses imigrasi di bandara tujuan.
“Mereka hanya akan mengambil tas dan melanjutkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut,” kata Mukhtar.
Wakil Menteri Haji Saudi Husaain Ibn Naser Alshariff meyakinkan Nigeria bahwa proses penerbitan visa akan semakin baik. Sistem visa Saudi bertujuan mengurangi penyalahgunaan visa.
Nigeria dan Saudi sepakat mengatasi ancaman pelanggar imigrasi yang memperpanjang izin di Kerajaan.
Saudi menekankan aturan yang melarang impor kola nut ke Kerajaan. Saudi juga menyerukan delegasi Nigeria untuk mengintensifkan dan menyosialisasikan permasalahan itu.