Senin 26 Aug 2019 17:00 WIB

Mengandung Magnet atau Hanya Ilusi Optik?

Pemahaman umum masyarakat di Jabal Magnet mengandung magnet.

Sejumlah jamaah mencoba menikmati sensasi di Jabal Magnet, Madinah, Kamis (22/8). Jabal magnet menjadi fenomenal dengan dugaan adanya kekuatan magnet di kawasan ini. Setiap tahun puluhan hingga ratusan ribu orang berkunjung ke Jabal Magnet.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Sejumlah jamaah mencoba menikmati sensasi di Jabal Magnet, Madinah, Kamis (22/8). Jabal magnet menjadi fenomenal dengan dugaan adanya kekuatan magnet di kawasan ini. Setiap tahun puluhan hingga ratusan ribu orang berkunjung ke Jabal Magnet.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri dari Madinah, Arab Saudi

Saya tidak tahu bagaimana harus menguji kesahihan bahwa Jabal Magnet di Kota Madinah ini benar-benar mengandung magnet. Bahkan, beberapa artikel yang coba saya buka, khusus membahas teori Jabal Magnet dan kandungan yang ada di dalamnya, belum saya jumpai. Atau bahkan penjelasan para pakar geofisika atau ahli magnet yang sudah menguji secara langsung di Jabal Magnet, saya belum mendapatkannya.

Baca Juga

Dan pemahaman masyarakat umum bahwa di Jabal Magnet ini memang mengandung magnet, seolah sudah terbentuk bahwa memang di sini ada magnetnya. Sopir kami, Rofii, bahkan begitu bahagia saat ia menyaksikan dan mempraktikkan secara langsung mobil yang dia bawa dimatikan mesinnya. Mobil berjalan maju atau mundur saat ia putra balik. Ia pun kegirangan menyaksikan itu.

Lain lagi dengan Rakhman. Jurnalis dari salah satu stasiun televisi itu mencoba mengabadikan sebuah botol yang berisi air. Botol menggelinding seolah naik ke atas, ke arah puncak bukit yang dipercaya mengandung magnet. Tak cukup dengan itu, Rakhman menumpahkan air dalam botol, dan air itu pun nampak ‘seolah naik ke atas’.

Nah, bila dikaitkan dengan teori magnet, dan Jabal Magnet mengandung magnet, logikanya air tidak akan mungkin naik ke atas. Air pasti akan mencari dataran yang rendah. Tidak mungkin air naik ke atas. Kecuali air yang terimbas karena uap atau sinar panas yang menyebabkan ia menjadi naik.

Begitu pula menurut teori magnet, air tidak mungkin bisa ditarik oleh magnet. Karena dalam teori diamagnetic, air merupakan salah satu unsur yang ditolak oleh magnet. Artinya, air tidak akan mungkin ditarik oleh magnet.

Lalu mengapa air tersebut tetap tampak naik di Jabal Magnet?

Andai menggunakan teori gravitasi Albert Einstein, air itu turun karena adanya gaya gravitasi. Begitu pula kalau menyaksikan mobil yang secara umum memiliki banyak unsur non-logam yang tidak memiliki unsur magnet.

Maka apa yang lebih tepat atau yang cocok untuk menggambarkan teori Jabal Magnet ini? Sepertinya lebih tepat disebut ilusi optik. Karena arah yang dituju, baik oleh mobil maupun air adalah dataran rendah semata. Lebih tepatnya, ini adalah semacam ‘tipuan mata’ (ilusi optik). Tak akan ada benda yang di lempar ke bawa bisa naik ke atas, kecuali ada pegas atau magnet yang menariknya.

Ilustrasinya, bisa dibuat mudah. Caranya, gunakanlah dua buah penggaris, lalu gunakan di setiap sisi memanjangnya sebuah pembatas. Kemudian, letakkan kedua penggaris tersebut di atas tiga buah tiang. Berilah nomor pada tiang tersebut. Letakkan tiang satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan dengan ketinggian sekitar 8 centimeter.

Sedangkan tiang yang bagian tengah tingginya sekitar enam centimeter. Tetapi, untuk tiang nomor 2 ini, letakkan tidak sejajar dengan tiang nomor 1 dan nomor 3. Geserkan tiang nomor 2 ke arah kiri atau ke arah kanan sekitar lima centimeter. Kemudian, sambungkan semuanya, sehingga kedua penggaris dan ketiga tiang itu membentuk semacam siku.

Berdirilah Anda di sudut tiang nomor 1 atau sudut tiang nomor 3. Setelah itu, ambillah dua buah kelereng. Letakkan kelereng pada tiang nomor 1 dan nomor 3. Perhatikan, ke manakah arah kelereng tersebut? Pasti kedua kelereng itu akan bergerak menuju tiang nomor 2.

Hal ini sangat wajar, karena memang tiang nomor dua lebih rendah dibandingkan tiang nomor 1 dan nomor 3. Dan kelereng itu pasti akan bergulir ke arah yang lebih rendah. Ini tidak harus menggunakan magnet. Dan kelereng juga tidak mengandung magnet.

Lalu apa hubungannya dengan Jabal Magnet? Oke, kita coba ilustrasi di atas dengan cara yang sama, benda yang sama, tapi dari sudut yang berbeda.

Sekarang, cobalah Anda menunduk, lebih rendah dari pada tiang nomor dua. Kalau

kesulitan, gunakan meja. Letakkan kedua penggaris dan ketiga tiang tadi di atas meja, biar Anda lebih mudah untuk menunduk.

Apa yang Anda lihat? Usahakan menunduk serendah mungkin, sehingga Anda bisa menyaksikan bahwa tiang nomor 2 itu lebih tinggi dibandingkan tiang nomor 1 dan tiang nomor 3. Bila Anda belum bisa melihat tiang nomor 2 tidak lebih tinggi dari tiang nomor 1 dan nomor 3, maka Anda harus menunduk lagi, supaya benar-benar Anda bisa menyaksikan tiang nomor 2 itu lebih tinggi dari tiang lainnya.

Atau berdirilah Anda setinggi-tingginya, sampai Anda menyaksikan tiang nomor 2 lebih tinggi dari tiang nomor 1 dan nomor 3. Kemudian, bila sudah terlihat, cobalah Anda atau rekan Anda untuk meletakkan kelereng dari tiang nomor 1 atau tiang nomor 3?

Ke manakah kelereng itu akan bergulir? Anda sudah tahu jawabannya, karena kelereng itu pasti akan menggelinding ke arah tiang nomor 2.

Sama seperti air, ke mana pun air ditumpahkan, ia pasti akan mencari dataran yang paling rendah. Ia akan mengalir ke dataran rendah. Ini logika biasa, karena sudah jamak diketahui masyarakat.

Jadi, bagaimana dengan Jabal Magnet? Bila Anda sudah melakukan percobaan seperti ilustrasi di atas tadi, maka jelaslah terlihat bahwa sudut pandang akan memengaruhi penglihatan Anda. Sesuatu yang tampaknya menanjak, padahal aslinya tetaplah menurun.

Maka sesungguhnya, dan saya yakin, tidak ada magnet di Jabal Magnet. Yang ada hanyalah ilusi optik semata, tipuan pandangan. Kita tidak mampu menjangkau secara keseluruhan wilayah dataran di Jabal Magnet, pandangan kita terbatas oleh bukit-bukit yang mengelilinginya. Maka yang kita alami, Jabal Magnet seolah mengandung magnet, padahal itu hanyalah karena keterbatasan pandangan semata.

Pertanyaan berikutnya? Kenapa nama ini diidentikkan dengan Jabal Magnet, bahkan disitu tertulis Magnetic Hill (Lembah atau Bukit Magnet)? Ah… ini biasa. Semacam promosi. Tanpa itu, orang belum tentu datang ke sini.

Di Jabal Magnet ini, setiap tahun, mungkin jutaan orang sudah berkunjung ke mari.

Apalagi pada musim haji, tak terhitung jumlahnya. Nah, hebatnya, walau ini menjadi destinasi wisata, tapi Anda tidak akan dipungut biaya. Kecuali Anda minum susu onta, atau naik onta, atau menggunakan kendaraan adventure (ATV/An all Terrain Vehicle), sepeda motor roda tiga dengan kedua ban belakang besar.

Untuk susu onta panas (hangat), Anda akan diminta bayaran 5 riyal untuk satu gelas kecil. Naik onta, anda akan ditarik bayaran 5 riyal untuk sekali putaran sekitar 100 meter. Dan 20 riyal bila Anda menggunakan ATV untuk masa waktu sekira 10-15 menit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement