REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jejak Nabi Muhammad melakukan haji hingga kini bisa diresapi melalui dua masjid berikut ini. Kedua masjid ini menjadi tempat miqat untuk berhaji.
Masjid Ji'ranah
Nama masjid ini diambil dari gelar seorang wanita Quraisy yang bernama Raithah. Sebelum dibangun masjid, tempat ini terkenal sebagai salah satu tempat berihram Nabi Muhammad SAW ketika melakukan umrah ketiga.
Rasul pernah melakukan umrah sebanyak empat kali. Pertama umrah Hudaibiyah, kedua umrah Qadha, ketiga umrah Ji'ranah, dan keempat umrah yang dilakukannya sekaligus bersama haji wada' (haji perpisahan).
Umrah Ji'ranah ini dilakukan menjelang malam. Rasul sampai di Makkah pada malam hari dan langsung menyelesaikan umrahnya.
Kemudian pada malam yang sama, Rasul kembali ke Ji'ranah dan menginap di sana. Esoknya, setelah tergelincir matahari, Rasul meninggalkan Ji'ranah menuju Madinah melalui Bathan Saraf, suatu tempat yang terletak antara Tan'im dan Wadi Fathimah. Menurut sebagian ulama, inilah penyebab umrah Nabi SAW dari Ji'ranah ini kurang terkenal di kalangan sebagian umat Islam.
Untuk mengabadikan tempat bersejarah itu, seorang saudagar Quraisy membeli tanah itu dan membangun masjid yang diberi nama dengan Masjid Ji'ranah. Hingga kini masjid ini tidak pernah sepi dari peziarah dari berbagai pelosok dunia.
Masjid Tan'im
Masjid ini adalah tempat miqat makani (tempat berihram) penduduk Makkah yang akan melakukan umrah. Tidak sedikit jamaah haji yang melakukan ihram dari masjid ini bila mereka melakukan umrah.
Masjid Tan'im juga dikenal dengan nama Masjid 'Aisyah, karena Nabi Muhammad saw pernah menyuruh Abdurrahman, saudara laki-laki 'Aisyah, menemani 'Aisyah melakukan umrah dari Tan'im. Beliau mengatakan sebagai umrah yang maqbulah (diterima).
Dalam sebuah hadits Abdurrahman meriwayatkan: "Aku disuruh Rasulullah SAW menemani 'Aisyah untuk melakukan umrah dari Tan'im. Jamaah yang datang ke Makkah dari Madinah atau sebaliknya akan lewat di depan Masjid Tan'im ini.