Kisah Sebelum datangnya pandemi
Terkait dengan aktivitasnya sebelum pandemi, Ankit mengisahkan bengini:
" Sebelum pandemi, saya biasa mengayuh sepeda sendiri ke rumah pada sore hari untuk makan siang. T etapi situasinya tidak sama sekarang. Saya telah mengisolasi diri saya karena saya tidak ingin membahayakan keluarga saya dengan membawa segala jenis infeksi dengan saya. Orang tua saya lebih tua dan saya takut pada mereka. Barang-barang saya telah dipisahkan oleh keluarga dan makan malam saya ditempatkan di luar kamar saya sebelum saya sampai di rumah,'' lisah Ankit lagi.
Begitu Ankit pulang ke rumah, dia sekarang tetap terisolasi di kamarnya sendiri, dan tidak ada orang lain yang diizinkan masuk. Ankit berasal dari keluarga pekerja kremasi. Mereka telah berkecimpung dalam bisnis pemakaman selama lebih dari lima dekade. Mereka juga telah mempelajari bahasa Sansekerta, sehingga mereka dapat belajar tentang ritual kremasi dalam agama Hindu.
Keterangan foto: Sebuah tumpukan kayu pemakaman terbakar di krematorium Bahriach dekat tepi sungai Gangga di Belai, Unnao [Saurabh Sharma/Al Jazeera]
Ankit dulu memiliki kehidupan yang sibuk di luar pekerjaan melakukan kremasi, Namun kini pekerjaan itu tidak ada lagi. Bahan sekarang dia bahkan tidak bisa bertemu teman-temannya atau pergi bermain kriket dengan mereka. Yang dia kini lakukan hanyalah melakukan rutinitas yang terbatas: kremasi, makan, tidur dan mengulanginya.Dan pekerjaan ini menjadi rutinitasnya selama dua bulan terakhir .
“Yang saya pedulikan akhir-akhir ini adalah stok masker dan pembersih wajah saya karena ini adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan saya dari COVID dan keluarga saya akan aman hanya jika saya aman,” kata Ankit.
“Saya memiliki kebiasaan memijat kaki orang tua saya setiap malam sebelum tidur, tetapi sekarang saya menjaga jarak ke kaki mereka ketika saya bersama ibu saya, Malah kini saya hanya melakukan kontak dengan ayah. Akibatnya, ketika dia datang dipai hari dia hanya meninggalkan saya secangkir teh di pagi tanpa percakapani. Jelas ini adalah perasaan yang sangat menyedihkan karena tidak ada kehidupan tanpa keluarga,"
Maka, lanjut Anit, jjika pandemi ini tidak berakhir, maka dia yakin akan jatuh ke dalam depresi atau mati karena isolasi.
Keterangan foto: Ankit mencuci tangannya dengan hati-hati setelah bekerja sebelum memasuki rumah keluarga [Saurabh Sharma/Al Jazeera] ,