IHRAM.CO.ID, YANGON - Ratusan pengunjuk rasa berdemo ke jalan-jalan di kota terbesar Myanmar, Yangon, pada Kamis (1/7) waktu setempat. Lima bulan setelah kudeta 1 Februari lalu, para pengnjuk rasa membakar seragan tentara dan meneriakan pekikan demokrasi.
Protes kali ini adalah salah satu aksi yang terbesar di Yangon dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun aksi demonstrasi menentang tentara memang sudah berlangsung setiap hari di banyak bagian negara Asia Tenggara itu.
"Apa yang kita inginkan? Demokrasi! Demokrasi!" teriak pengunjuk rasa saat mereka berlari melalui jalan-jalan dengan nyala api berwarna-warni. "Untuk rakyat! Untuk rakyat," teriak mereka, menurut video yang diterbitkan oleh Reuters.
Mereka membakar seragam tentara sebelum bubar. Namun Reuters tidak segera dapat menghubungi juru bicara militer untuk memberikan komentar.
Tentara Myanmar bersikeras memaksakan otoritasnya sejak mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari. Tentara Myanmar telah menghadapi protes, pemogokan yang melumpuhkan sektor publik dan swasta hingga kebangkitan konflik di perbatasan.
Otoritas militer telah mencap lawan mereka sebagai teroris. Pada Rabu (30/6) junta membebaskan lebih dari 2.000 tahanan, kebanyakan mereka ditahan sejak kudeta. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan lebih dari 6.400 orang telah ditangkap sejak kudeta. Ini menempatkan jumlah korban tewas lebih dari 880. Namun menurut junta angka itu hiperbola.
Tentara mengatakan pengambilalihan pemerintah Suu Kyi sejalan dengan konstitusi. Tentara membenarkran kekuasaannya dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan November 2020 yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi. Mantan komisi pemilihan telah menepis tuduhannya.