Sabtu 10 Jul 2021 08:50 WIB

Taliban Klaim Kuasai Sebagian Besar Wilayah Afghanistan

Taliban mendapat keuntungan signikan dari penarikan pasukan asing dari Afghanistan.

Pasukan Taliban bersiap untuk melakukan pertempuran di distrik Ghorband di provinsi Parwan, Afghanistan.
Foto:

Langkah positif

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa rakyat Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka sendiri. Selain itu dia menegaskan tidak akan menyerahkan generasi Amerika lainnya ke dalam perang yang telah berlangsung selama dua dekade itu.

Biden menetapkan tanggal target 31 Agustus untuk penarikan terakhir pasukan AS, dikurangi sekitar 650 tentara untuk memberikan keamanan bagi kedutaan AS di Kabul.

Taliban menyambut baik pernyataan Biden. “Setiap hari atau jam ketika pasukan AS dan asing pergi lebih awal adalah langkah positif,” kata juru bicara Talban. Suhail Shaheen.

Kenyataannya memang posisi Taliban kini telah dikuatkan akibat adanya penarikan pasukan asing dan juga dengan buntunya pembicaraan damai di Doha. Taliban tampaknya mendesak untuk pencapaian kemenangan militer penuh.

Shaheen, yang juga anggota tim perunding Taliban di Qatar, bersikeras bahwa kelompok itu masih mencari "penyelesaian yang dinegosiasikan".

Presiden AS mengatakan Washington pun telah lama mencapai alasan utamanya untuk menyerang negaea itu pada tahun 2001: Membasmi pejuang al-Qaeda untuk mencegah serangan lain di AS seperti yang diluncurkan pada 11 September 2001.

Dalang serangan itu, Osama bin Laden, dibunuh oleh tim komando AS di negara tetangga Pakistan pada 2011.

photo
 
Keterangan foto: Pasukan AS menghadapi perlawanan Taliban di Afghanistan. - (Google.com)

Serangan terhadap fasilitas dan tenaga perawatan kesehatan

Saat pertempuran berlanjut, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan petugas kesehatan kini berjuang untuk mendapatkan obat-obatan dan pasokan ke Afghanistan, Beberapa stafnya sudah melarikan diri setelah fasilitas diserang.

Direktur darurat regional WHO, Rick Brennan, mengatakan setidaknya 18,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 3,1 juta anak-anak yang berisiko kekurangan gizi akut.

“Kami prihatin dengan kurangnya akses kami untuk dapat menyediakan obat-obatan dan persediaan penting dan kami khawatir tentang serangan terhadap perawatan kesehatan,” Brennan, berbicara melalui tautan video dari Kairo dalam sebuah briefing PBB di Jenewa.

Menurutnya, beberapa bantuan akan tiba minggu depan termasuk 3,5 juta dosis vaksin COVID-19 dan konsentrator oksigen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement