Jumat 23 Jul 2021 09:35 WIB

Sabil-Kuttab Mustafa Kamal III, Ladang Amal untuk Umat Islam

Sabil-Kuttab Mustafa Kamal III, salah satu warisan peradaban Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sabill Kuttab Mustafa Kamal III di Kairo, Mesir.
Foto:

Lantas, bagaimana ceritanya sehingga 2.500 ubin yang diproduksi di Amsterdam itu bisa dipakai di Kairo?

Sarjana Belanda, Hans Theunissen telah mengumpulkan catatan sejarah terkait hal ini, yang dia terbitkan pada tahun 2006.

Menurut dia, pada Oktober 1756, setahun sebelum Sultan Mustafa III naik takhta, pen dahulunya, Sultan Osman III, memerintahkan penguasa Turki Utsmani di Beograd untuk mengirim 12 peti ubin keramik ke Istanbul. Ubin itu dibeli di Wina, Austria untuk dekorasi bangunan kesultanan.

Saat itu, Belanda menjadi negara terdepan yang memproduksi ubin dinding, sedangkan Wina menjadi pusat perdagangan untuk ubin Belanda tersebut. Karena itu, kata Theunissen, ubin yang digunakan di sabil-kuttab tersebut adalah ubin dari Belanda. 

Selama pemerintahan Osman III, ubin Belanda identik dengan lukisan segenggam bunga mawar yang kini dapat dilihat pada dinding di sabil Mustafa III. Kemungkinan, Sultan Mustafa III mewarisi ubin Delft Blue dari dari para pendahulunya tersebut.

Delft Blue adalah keramik terkenal di dunia yang telah diproduksi di Kota Delft, Belanda sejak abad ke-17. Delft Blue adalah produk berkualitas terbaik kala itu dan Sultan Mustafa III ingin membuat rakyatnya di Kairo terkesan dengan menggunakan produk itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement