Rabu 04 Aug 2021 20:37 WIB

KH Raden Muhammad Amin, Pejuang dari Kalibata (I)

Guru Amin tidak hanya aktif dalam dunia dakwah, tetapi juga perjuangan.

Masjid Guru Amin
Foto:

Selain kepada ayah dan kakaknya, Amin juga berguru kepada Guru Marzuqi Cipinang Muara, Guru Mansur Jembatan Lima, Guru Abdur rahim Kuningan dan Syaikh Mukhtar at-tharid. Setelah memiliki ilmu-ilmu agama yang cukup, Amin akhirnya bisa menggantikan posisi KHR Muhammad Ali. Yakni, sebagai pengajar kitab Fathul Mu'in di Masjid Salafiyah Kalibata Pulo masjid yang didirikan ayahnya itu.

Pada 1919, Amin menikah dengan Fatimah. Pasangan itu lantas hijrah ke Kalbata, Jakarta Selatan. Untuk menghidupi keluarganya, Amin berbisnis barang-barang bahan bangunan. Profesi yang banyak digeluti para haji di Betawi pada masa itu.

Amin berhasil merintis usahanya dengan baik. Pada 1930, ia dapat membeli tanah seluas kira-kira satu hektare di pinggir Jalan Raya Pasar Minggu (kini menjadi bagian dari Taman Makam Pahlawan Kalibata). Di atas tanah itu, Amin tak hanya membangun rumahnya, tetapi juga Pondok Pesantren Unwanul Huda.

Dari pernikahannya dengan Fatimah, Guru Amin dikarunia 19 orang anak. Beberapa di antaranya menjadi sosok alim ulama yang dihormati. Sebut saja, KH Abdul Aziz Amin, KH Zayadi Amin, KH Sya rifudin Amin, Ustazah Hj Darjah Amin, KH Hasbullah Amin, dan H Makmun Amin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement