Para penulis laporan menekankan, penelitian ini dilakukan hanya di satu wilayah metropolitan dan sampelnya sebagian besar terdiri dari anggota komunitas Somalia, analisis tersebut tidak mewakili semua kelompok yang ditargetkan oleh larangan Muslim.
Namun, di daerah dengan populasi pengungsi dan imigran yang lebih kecil dan sumber daya sosial yang lebih sedikit, dampak kesehatan negatif di sana sebagai akibat dari larangan Muslim bisa menjadi lebih buruk.
Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association (Jama), itu dilakukan oleh Yale School of Public Health, departemen pengobatan darurat di Brown University, Massachusetts General Hospital, dan institusi lainnya.
Pada 2017 lalu, AS di bawah pemerintahan Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang individu dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman memasuki AS. Setelah serangkaian pertempuran pengadilan dan iterasi yang direvisi, versi final larangan itu ditegakkan dengan daftar negara termasuk Iran, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, dan Korea Utara.