Pertentangan tersebut membuat bapaknya meminta Asmah agar berhenti sekolah selama dua tahun. Namun, anak perempuan yang cerdas ini tak menyerah.
Dia pun berhasil menyelesaikan pendidikannya di SR tersebut bersama dengan lima kawannya sesama perempuan dari total 25 orang murid.
Sikap kolot yang sempat ditunjukkan ayahnya sebenarnya bertolak belakang dengan fakta yang ada. Sebab, ketika Asmah masih di sekolah dasar, bibinya sudah menjadi guru.
Seiring waktu, Asmah kecil pun menyadari, bibinya itu merupakan seorang nasionalis tulen. Sang bibi mengajarkan kepadanya syair dan petuah-petuah yang mengandung pesan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.
Syair yang diajarkan itu berjudul Di Timur Matahari. Bunyinya: Di Timur Matahari, mulai bercahaya, bangun dan berdiri kawan semua, marilah mengatur barisan kita, pemudapemudi Indonesia.