Jumat 06 Aug 2021 19:41 WIB

Asmah Syahruni Muslimah Penggerak Perubahan (I)

Asmah aktif dalam kegiatan di majelis-majelis ilmu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Majelis Taklim Muslimat NU 1971.
Foto:

Bisa dikatakan, dorongan rasa cinta Tanah Air Asmah dapatkan pertama kali dari bibinya itu. Setelah Asmah akhirnya menjadi guru, ia sama seperti sang bibi. Keduanya terus menyebarkan ilmu pengetahuan khususnya kepada para perempuan yang tak dapat mengeyam pendidikan sekolah.

Asmah bahkan membentuk barisan pemuda dan pemudi untuk belajar tentang banyak hal, termasuk kecakapan berpidato, mengarang, seni sandiwara, dan kasidah. Saat berusia 16 tahun, Asmah menikah. Pasangannya bernama Syahruni, berusia tiga tahun lebih tua.

Suaminya itu juga merupakan seorang guru. Sebagai seorang istri, Asmah tetap aktif melaksanakan kegiatan mengajarnya dengan izin sang suami. Namun, pergulatan Asmah tak terbatas pada pendidikan umum saja, melainkan juga agama Islam.

Bersamaan dengan kariernya sebagai seorang guru, Asmah juga aktif dalam kegiatan di majelis-majelis ilmu. Pada saat itu, Asmah merasa belum cukup bisa untuk mengajarkan agama. Oleh karena itu, dia kerap mengikuti pengajian-pengajian yang diisi para kiai Nahdliyin.

Hal ini juga memberikan hikmah tersendiri baginya. Dengan aktivitasnya sebagai seorang anggota jam'iyah pengajian pada waktu itu, membuatnya bisa mengenal dan dikenal oleh tokoh-tokoh NU.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement