Jumat 13 Aug 2021 12:35 WIB

KH Abdurrahim Nur, Dai Pemersatu Umat (I)

Abdurrahim gigih sebagai mubaligh muda dan aktivis organisasi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 KH Abdurrahim Nur
Foto:

Ke luar negeri

Kegigihan Abdurrahim sebagai mubaligh muda dan aktivis organisasi akhirnya sampai ke telinga Mohammad Natsir. Perdana menteri pertama RI itu merupakan seorang tokoh Persis. Dai sekaligus politikus tersebut juga bersahabat karib dengan Ustaz Abdul Qadir Hassan.

Atas saran putra Ustaz A Hassan itu, Natsir kemudian memasukkan nama Abdurrahim sebagai calon penerima beasiswa ke luar negeri. Waktu itu, Pemerintah RI memang mendapatkan tawaran dari Presiden Mesir Gamal Abdul Nasir untuk mengirimkan putra-putri Muslim agar bisa belajar di Negeri Piramida. 

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat, Abdurrahim dan beberapa santri Pesantren Persis Bangil terpilih sebagai penerima beasiswa dari Mu'tamar al-Alam al-Islamy (MAI). Mereka akan belajar di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir. Sebelum berangkat, para pemuda itu berkesem patan untuk menghadiri jamuan dengan M Natsir.

Dalam pertemuan tersebut, tokoh Masyumi itu menyampaikan pesan-pesan dan harapan-harapannya. Pada 1955, Abdurrahim pun memulai studi tingkat sarjananya di al-Azhar. 

Di kampus tersebut, ia memilih jurusan pada Fakultas Ushuluddin. Selain aktivitas belajar, dirinya juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seperti kepanduan, olahraga, dan musik. Sesekali, bersama kawan-kawannya lelaki yang hobi membaca dan menulis itu menghabiskan sore hari dengan bermain sepak bola.

Pada 1963, Abdurrahim sukses menyelesaikan studinya. Ia berhak mendapatkan gelar licence atau Lc. Sebelum bertolak ke Tanah Air, para penerima beasiswa, termasuk dirinya, menerima gemblengan dari para tokoh MAI dan ulama. Mereka mendapatkan pesan untuk terus berjuang dalam mengamalkan ilmu dan berperan demi kemajuan umat Islam.

Sesampainya di Sidoarjo, Abdurrahim disambut hangat keluarga, masyarakat, dan teman-teman nya. Bahkan, mereka mengadakan acara selamatan sebagai bentuk rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Hingga saat itu, alumnus al-Azhar tersebut masih terdaftar sebagai kader GP Anshor NU.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement