Tim senam wanita Jerman telah mematuhi aturan yang ada di bawah Federasi Senam Internasional, dan dengan demikian tidak menghadapi konsekuensi apa pun.
Bilqis Abdul-Qaadir, mantan pemain bola basket Divisi I perguruan tinggi, mengatakan, ketika harus memutuskan antara mengenakan pakaian Muslim atau terus bermain bola basket, dia memilih keyakinannya. Dia juga melanjutkan advokasi untuk wanita Muslim dalam olahraga, dan, pada tahun 2017, usahanya terbayar ketika Federasi Bola Basket Internasional mengubah aturannya untuk mengizinkan penutup kepala seperti jilbab atau sejenisnya karena tidak ada masalah keselamatan kesehatan dalam melakukannya.
Sekarang, Bilqis mengatakan, tidak hanya wanita Muslim yang diperbolehkan mengenakan penutup kepala, tetapi pria Yahudi dapat mengenakan yarmulkes, dan pria Sikh yang mengenakan turban semuanya dapat berpartisipasi. Jadi, perubahan aturan ini besar untuk kebaikan yang lebih besar. Ini adalah perjuangan yang menurut Bilqis Abdul-Qaadir telah menjadi bagian dari perjalanannya dalam karir olahraganya.