Kamis 02 Sep 2021 14:00 WIB

Depati Amir, Patriot Muslim dari Bangka (II)

Sejak diasingkan ke Kupang, hubungan Depati Amir dengan Bangka terputus.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Depati Amir
Foto:

Ia menunjukkan bahwa dirinya adalah Muslim dengan prinsip rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin). Dirinya mampu berinteraksi dengan antarsuku maupun ras sehingga memberi jalan lapang bagi dakwah Islam di tanah pengasingan.

Mengutip buku Masa Internir Depati Amir di Kupang 1851-1869, dai asal Bangka itu menerapkan prinsip toleransi dalam berdakwah di Kupang. Dengan begitu, komunitas Muslim setempat pun dapat hidup dengan tenteram meskipun di kanan dan kirinya mayoritas memeluk agama berbeda.

Hubungan antarumat beragama terjalin dengan baiknya di daerah yang kini kota terbesar seantero Pulau Timor (Indonesia) itu.

Pembangunan Masjid Air Mata menjadi salah satu bukti kemajuan Muslimin setempat. Berdirinya rumah ibadah itu mendapatkan persetujuan dari tetua-tetua lokal. Usai beberapa tahun berdakwah di pengasingan, ia berpulang ke rahmatullah pada 28 September 1869. Jenazahnya dimakamkan di kompleks kuburan Muslim Batukadera Kampung Air Mata, Kupang, NTT.

"Komunitas Muslim setempat dapat hidup dengan tenteram meskipun di kanan dan kirinya mayoritas memeluk agama berbeda.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement