Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa setiap warisan dunia membutuhkan penjagaan dan perawatan yang intensif dari segala potensi yang dapat merusak, disengaja maupun tidak. Menurutnya, wisatawan memiliki peran penting untuk dimainkan dalam memastikan bahwa Diriyah bertahan dan berkembang untuk dikagumi dan dinikmati oleh generasi mendatang.
“Mereka perlu belajar pentingnya konservasi dan upaya untuk melindungi dan melestarikan situs bersejarah. Diriyah itu rapuh dan kita harus menjaganya — kita semua,” tegasnya, menambahkan bahwa tanggung jawab untuk perlindungan situs Warisan Dunia tidak hanya terletak pada otoritas di negara tempat mereka berada.
“Kita semua memiliki tanggung jawab ini, pada banyak tingkatan; itu tanggung jawab bersama,” tambahnya.
“Karena kita manusia memiliki kebutuhan mendesak untuk memahami masa lalu kita, warisan budaya adalah bagian dari identitas manusia universal kita. Jadi, situs-situs yang ditorehkan sebagai (bagian dari) warisan dunia justru agar bisa dilestarikan dan dilindungi.”
Sementara itu, Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah meluncurkan kompetisi Rawi Al-Diriyah (pendongeng Diriyah) baru-baru ini untuk mendorong siswa belajar tentang tradisi mendongeng kuno Kerajaan, lebih dari 250.000 siswa sekolah menengah dan sekolah menengah mendaftar untuk kontes, dan lebih dari 12.000 entri telah diajukan.