Jumat 01 Oct 2021 10:48 WIB

Populasi Muslim Meningkat di AS Selama Dua Dekade Terakhir

Peningkatan ini dipengaruhi oleh dua faktor.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah umat Muslim melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto:

Dalam survei Maret 2021, orang dewasa AS ditanyai seberapa banyak diskriminasi yang menurut mereka dihadapi sejumlah kelompok agama di masyarakat. Orang Amerika lebih cenderung mengatakan bahwa mereka percaya muslim menghadapi banyak diskriminasi daripada mengatakan hal yang sama tentang kelompok agama lain yang termasuk dalam survei, termasuk Yahudi dan Kristen evangelis. 

Pola serupa muncul dalam survei sebelumnya kembali ke 2009, ketika orang Amerika lebih cenderung mengatakan bahwa ada banyak diskriminasi terhadap muslim daripada mengatakan hal yang sama tentang orang Yahudi, Kristen evangelis, Mormon atau ateis.

Serangkaian survei Pew Research Center yang dilakukan pada tahun 2014 , 2017 , dan 2019 secara terpisah meminta orang Amerika untuk menilai kelompok agama dalam skala mulai dari 0 hingga 100, dengan 0 mewakili pandangan terdingin, paling negatif, dan 100 mewakili pandangan terhangat dan paling positif. Dalam survei ini, muslim secara konsisten menempati peringkat paling negatif, bersama dengan ateis.

Selama 20 tahun terakhir, publik Amerika telah terpecah tentang apakah Islam lebih mungkin daripada agama lain untuk mendorong kekerasan, dan perpecahan partisan yang menonjol dalam pertanyaan ini telah muncul.

Ketika pusat PEW pertama kali mengajukan pertanyaan ini pada survei telepon pada tahun 2002, Partai Republik dan independen yang condong ke Republik hanya sedikit lebih mungkin daripada Demokrat dan Demokrat yang lebih condong untuk mengatakan bahwa Islam mendorong kekerasan lebih dari agama lain. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement