Kamis 14 Oct 2021 08:40 WIB

KH Ma'shum Sufya Sang Pendidik dari Gresik (II)

Nama Ihyaul Ulum berasal dari ide Kiai Ma'shum.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Pendirian pesantren ini berawal saat Kiai Ma'shum baru pulang menuntut ilmu dari Rembang sekitar tahun 1950. Saat itu ia mulai mengajar kan ilmu-ilmu agama Islam di rumahnya sendiri. Kebetulan, kediamannya cukup besar dan luas. Kegiatan belajar-mengajar pun dilaksanakan di bagian atas rumah sekaligus menjadi asrama santri.

Seiring berjalannya waktu, perjuangan Kiai Ma'shum membuahkan hasil. Dakwahnya diterima banyak kalangan. Banyak orang berdatangan untuk menimba ilmu darinya. Maka itu, rumah yang semula dijadikannya tempat belajar lama kelamaan tidak muat lagi. Beruntung, mertuanya kemudian membelikannya sebuah rumah untuk dijadikan sebagai tempat tinggal santri. 

Dengan bantuan masyarakat, dibangunlah sebuah pondok pesantren pada 1 Januari 1951.Itulah cikal-bakal PPIU.

Nama Ihyaul Ulum berasal dari ide Kiai Ma'shum sendiri, yang terinspirasi dari karya monumental Imam Ghazali, Ihya Ulum ad-Din. Ia mengharapkan, pesantren tersebut bisa menghidupkan kembali pengajaran dan pendidikan ilmu-ilmu agama di wilayah Dukun.

Cita-cita yang luhur ini mendapat sambutan serta dukungan dari masyarakat. Wujud dukungan tersebut berupa memercayakan putra-putrinya untuk dididik di pondok pesantren yang baru didirikan tersebut. Seperti pondok-pondok pesantren umumnya, sistem belajar yang berlaku di PPIU pun adalah wetondan sorogan. Kiai Ma'shum mengajar santri-santrinya ba'da ashar dengan mengaji kitab Riyadh ash-Shalihin. Adapun sesudah waktu maghrib, pengajian kitab Alfiyah Ibnu Malik.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement