Kamis 14 Oct 2021 08:40 WIB

KH Ma'shum Sufya Sang Pendidik dari Gresik (II)

Nama Ihyaul Ulum berasal dari ide Kiai Ma'shum.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Tak hanya mendirikan pondok pesantren, komitmen Kiai Ma'shum kepada pendidikan agama juga terwujud pada pengembangan pendidikan formal. Pada 1955, dirinya membangun Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah ini dijadikan sebagai bagian dari perkembangan luas PPIU.

Pada 1965, Kiai Mahfudz, yakni putra tertua Kiai Ma'shum, membangun pondok pesantren khusus putri. Lembaga ini menjadi bagian dari keseluruhan PPIU. Peminat pesantren khusus putri tersebut ternyata sangat banyak.

Dengan demikan, bertambahlah tanggung jawab yang dipikul oleh PPIU. Sementara itu, fasilitas yang ada semakin tidak memadai untuk menampung bertambahnya jumlah santri. Maka, pada 8 Desember 1968 dibangunlah sebuah gedung berlantai dua sebagai sarana belajar.

Pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren Ihyaul Ulum juga mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan zaman. Namun, pesantren masih berpegang teguh pada visi dan misi utamanya. Yakni, sebagai tempat penggemblengan kader dai, baik lelaki maupun perempuan.

Tingginya minat belajar dari warga luar Kecamatan Dukun juga mendorong perkembangan PPIU. Pada 1998, berdirilah Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Ihyaul Ulum pada 1998. Sampai saat ini, ada tiga fakultas yang diseleng garakan, yaitu Fakultas Hukum Islam, Fakultas Ekonomi Syariah, dan Fakultas Pendidikan. (ed: hasanul rizqa)

 

"Cita-cita yang luhur ini mendapat sambutan serta dukungan dari masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement