Rabu 09 Feb 2022 21:00 WIB

H Gusti Abdul Muis, Dai Inspiratif dari Borneo (II)

Melalui gerakan Muhammadiyah, Haji Abdul Muis dapat mengembangkan dakwahnya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Muhammadiyah
Foto:

Pada 1942, Dai Nippon dengan cepat merebut Indonesia dari tangan kolonialis Belanda. Awalnya, kekaisaran dari Asia Timur itu digadang-gadang sebagai saudara tua yang siap membebaskan Tanah Air dari belenggu penjajahan. Nyatanya, Negeri Matahari Terbit toh berlaku tak ubahnya penjajah.

Selama kira-kira tiga tahun, pemerintahan pendudukan menguasai Indonesia. Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Dua hari kemudian, Sukarno dan Mohammad Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta.

Semangat proklamasi itu sampai juga ke luar Jawa, termasuk Kalimantan. Banyak tokoh daerah yang ikut mengisi kemerdekaan dengan berperan dalam politik bernegara. Salah satunya ialah Haji Abdul Muis.Dirinya ditunjuk menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 1945.

Hanya beberapa bulan, Indonesia kembali menghadapi situasi genting. Pasukan Sekutu yang datang ke Tanah Air untuk menjemput para bekas tawanan Perang Dunia II justru memberi ruang gerak bagi pemerintah kolonial, Netherlands Indies Civil Administration(NICA). Belanda kian nyata menunjukkan niatnya, ingin kembali menjajah Indonesia. Laskar-laskar pun bermunculan di pelbagai daerah. Mereka menjawab ancaman NICA dengan perjuangan-perjuangan bersenjata.

Abdul Muis turut dalam heroisme tersebut.Pada 1946, ia diangkat menjadi staf Dewan Kelaskaran Pusat di Jakarta. Beberapa waktu kemudian, tokoh Muhammadiyah itu kembali ke daerah asalnya. Di sana, dirinya didaulat menjadi pimpinan Laskar Pusat Pertahanan Kalimantan.

 Pada Desember 1949, Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Situasi perlahan-lahan kembali kondusif. Di Kalimantan, Abdul Muis terus bergiat dalam pelbagai aktivitas.Pada 1950, ia terpilih menjadi pimpinan Ikatan Per juangan Kalimantan (IPK) yang berpusat di Jakarta.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement