Selasa 02 Aug 2022 17:32 WIB

Jamaah Haji Terkapar Usai dari Gua Hira Diharap Jadi Pelajaran bagi KBIH

KBIH diharapkan tak memaksakan jamaah untuk melakukan ibadah selain rukun haji.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Jamaah Haji Terkapar Usai dari Gua Hira Diharap Jadi Pelajaran bagi KBIH. Foto:  Jamaah haji menuju Gua Hira
Foto:

Sementara, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan akan terus berupaya agar jamaah haji tidak melakukan aktivitas yang berlebihan. Tahun depan jamaah haji yang akan mengikuti program di luar rukun dan wajib haji perlu ada rekomendasi dari Tenaga Kesehatan haji (TKH) kelompok terbang (kloter).

"Jika dimungkinkan ke depannya, untuk ritual ibadah sunnah, para KBIH membawa jamaah konsul dulu ke dokter kloter untuk mendapatkan izin. Sehingga betul betul jemaah sehat yang bisa lakukan ibadah sunnah," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana belum lama ini.

Budi memastikan apa yang dilakukan pemerintah melalui Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan demi keselamatan jamaah. Karena berdasarkan laporan dari tenaga kesehan, banyak jamaah haji kritis dibawa ke KKHI Makah setelah melakukan aktivitas berlebihan di luar rukun dan wajib haji.

"Hal ini demi kemaslahatan jamaah," ujarnya.

Dihubungi terpisah, TKH kloter MES 09 dokter Ernawati mengaku setuju jika rekomendasi itu menjadi sebuah kebijakan yang harus dijalankan jamaah haji. Karena jika hal itu diatur, TKH memiliki kekuatan menghimbau jamaah haji dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tidak membuat program yang menyebabkan jamaah sakit karena kelelahan. 

"Soal rekomendasi itu saya setuju," katanya.

Erna mengatakan banyak program di luar rukun dan wajib haji yang dibuat KBIH untuk diikuti para jamaah haji. Program seperti umroh sunnah dan ziarah ini dilaksanakan sebelum Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) maupun setelahnya.

"Karena terkadang dari KBIH nya mereka sudah punya program tersendiri, umroh sunnah bisa sampai delapan kali, sementara kondisi fisik nya tidak memungkinkan," katanya.

Erna mengaku tidak bisa berbuat banyak ketika KBIH membawa jamaah haji mengikuti program di luar rukun wajib. Karena itulah dia tak bisa melarang ketika jamaah haji ikut program yang dibuat KBIH.

"Tetapi satu sisi saya juga tidak berhak melarang mereka dengan alasan mereka ke Tanah Suci memang untuk ibadah. Kalau sudah ini jawabannya saya tidak tau harus bilang apa," katanya.

Erna mengatakan selama ini KBIH tidak pernah memberitahu banyak program di luar rukun wajib haji yang harus diikuti jamaah. Seharusnya KBIH menyampaikan pemberitahuan jika ada jadwal perjalanan umroh sunnah dan ziarah.

"Jadi kita bisa memantau jamaah mana yang bisa atau tidak untuk mengikutin kegiatan tersebut. Selama ini kami tidak diberitahu mengenai rencana perjalanan KBIH dan tiba-tiba sudah berjalan saja," katanya.

Dihubungi terpisah TKH JKG 03 dr Puti Kalindan Suto mengakui tak bisa mencegah jamaah haji untuk tidak ikut program yang dibuat KBIH.  Karena faktanya di lapangan KBIH memiliki kekuatan penuh membawa jamaah haji kemanapun mereka mau. 

"Berdasarkan pengalaman saya bertugas tahun ini memang kami para petugas kloter kadang kalah power terhadap KBIH yang sudah bertahun-bertahun pengalamannya antar jamaah ke Tanah Suci," katanya.

Meski demian kata dia, sebagai dokter kloter sudah mengingatkan jamaah sejak di Tanah Air, mana saja ibadah yang harus diprioritaskan jamaah haji. Jamaah terus diedukasi mana ibadah wajib dan sunnah yang harus dijalankan.

"Jadi peran TKH sangat penting dalam penentuan aktivitas jamaah haji, tapi tidak sedikit KBIH yang sudah tau porsinya dokter untuk kegiatan sunnahnya," katanya.

Puti menceritakan, di kloternya ada satu yang mengeluh kaki bengkak setelah melaksanakan umroh sunnah dua kali. Meski kakinya bengkak, jamaah tersebut akan melaksanakan umroh lagi. 

Karena hal itu, Puti meminta jamaah tersebut tidak memaksakan diri ikut melaksanakan umroh, karena jamaah itu didiagnosa mengalami gagal jantung kongestif (CHF). Akhirnya setelah dilakukan komunikasi persuasif dengan memberikan penjelasan kepada karomnya bahwa jamaah tersebut tidak bisa ikut umroh sunnah dan harus dibawa ke KKHI. 

"Dan Alhamdulillah teratasi dengan baik dan jamaah haji tersebut bisa menjalani proses haji sampai tuntas. Alhamdulillah karom/KBIH maupun mandiri di JKG03 sangat kooperatif dan mengerti," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement