Selasa 01 Sep 2015 17:00 WIB

Menag: Sebagian Bus Jamaah Haji Berusia Tua

Rep: Maniarti/ Red: Agung Sasongko
Bus dari perusahaan Abu Sarhad yang membawa jamaah haji Indonesia mogok dalam perjalanan dari Madinah ke Makkah, Arab Saudi, Senin (31/8) siang.
Foto: EH ISMAIL/REPUBLIKA
Bus dari perusahaan Abu Sarhad yang membawa jamaah haji Indonesia mogok dalam perjalanan dari Madinah ke Makkah, Arab Saudi, Senin (31/8) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mengakui bahwa sebagian bus antar kota yang digunakan jamaah haji di Tanah Suci  dalam kondisi tua. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, kondisi bus yang seperti ini memang tidak bisa dihindari karena pemilihan perusahaan bus dilakukan dengan cara Quroah atau diundi.

"Itu yang menentukan nahqoba. Nahqoba itu semacam organda di Arab Saudi yang memiliki keanggotaan beberapa perusahaan bus yang  kondisinya berbeda-beda antar satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Memang ada beberapa perusahaan yang busnya baru namun juga ada beberapa perusahaan yang kondisi busnya relatif tua. Kurang nyamanlah," ujar Lukman saat ditemui usai membuka acara MTQ Internasional di Jakarta, Selasa (1/9).

Ia menjelaskan, karena sistem pemilihan melalui undian. Kementerian agama  sudah mengantisipasi jika memang mendapati perusahaan bus dengan kondisi bus yang tua. Antisipasi dilakukan dengan menyediakan bus cadangan dan tim yang siap meyediakan bus pengganti bagi bus tua yang rusak atau mogok.

Ia melanjutkan, pemerintah tidak bisa mengupgrade bus antar kota yang digunakan jamaah haji di tanah suci karena tidak adanya penambahan anggaran pada saat pembahasan komponen BPIH bersama DPR. Sehingga kementerian agama masih menggunakan anggaran yang lama dan konsekuensinya bus tidak dapat di upgrade. Jika anggaran penambahan bus dimasukin dalam komponen BPIH maka akan berdampak pada kenaikan BPIH yang tentu akan membebankan jamaah haji.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa melakukan penekanan kepada perusahaan bus karena dalam mengelola penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah Indonesia dan Arab Saudi harus saling menghargai. Ia mengatakan, pemerintah Indonesia mengaku bersyukur dengan pelayanan yang diberikan pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Tentu pemerintah Arab Saudi memiliki keterbatasan karena harus melayani jamaah seluruh dunia.

Ia menambahkan, kondisi bus bagi jamaah Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara Turki dan Malaysia. Ini dikarenakan kedua negara tersebut memiliki jumlah jamaah yang sedikit. Namun yang pasti kondisi bus Indonesia tidak semua dalam keadaan tua. Ada yang bagus.

"Tapi yang begini ini bagian kecil saja dibanding ratusan bus yang lain. Jadi kalo ada satu dua mogok kita maklumi karena tidak ada yang sempurna," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement