Senin 07 Sep 2015 07:07 WIB

Fasilitas Pemondokan yang Kadang Menyulitkan Jamaah

 Dua pekerja menyiapkan kamar di pemondokan haji Indonesia di kawasan Ja'fariyah, Mekkah, Arab Saudi, Selasa
Foto: Antara
Dua pekerja menyiapkan kamar di pemondokan haji Indonesia di kawasan Ja'fariyah, Mekkah, Arab Saudi, Selasa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

MAKKAH -- Kepala Seksi Perumahan dan Penempatan Daker Makkah Alam Agoga Hasibuan mengungkapkan, hasil evaluasi satu pekan ini, sebagian besar jamaah haji Indonesia kesulitan menggunakan fasilitas hotel pertama kali.

Sebagian besar dilengkapi pendingin ruangan atau AC dan kunci berupa kartu elektronik. "Hanya beberapa hotel yang tidak pakai kartu elektronik seperti di Misfalah," ujar Alam.

Alam menambahkan, pemondokan yang disewa setara dengan hotel bintang tiga dan empat. Namun, ada satu pemondokan yang merupakan hotel bintang lima, yaitu Holliday Inn di Sektor 4. "Ada kolam di Holliday Inn," kata doa.

Holliday Inn menggantikan dua pemondokan, yaitu 603 dan 604, yang dibatalkan secara sepihak oleh pemilik hotel pada Ramadhan lalu. "Soal tarif, saya kurang paham juga. Tapi, setiap pemondokan berbeda. Rata-rata hotel yang disewa 4.850 riyal per jamaah," kata dia.

Menurut dia, pemerintah juga sudah menyiapkan penginapan di dua maktab untuk kelompok terbang (kloter) yang tidak diundi atau non-qur'ah. Adanya kloter non-qur'ah karena selalu ada sisa jamaah di setiap embarkasi.

Alam menjelaskan, satu kloter biasanya berisi 450 jamaah. Jika di sebuah embarkasi ada dua ribu jamaah, akan ada empat kloter untuk 1.800 jamaah. Sebanyak 200 jamaah itu merupakan jamaah tersisa yang bakal diangkut bersama jamaah dari embarkasi lain. "Garuda punya pesawat sapu jagad yang mengangkut jamaah ini," kata dia.

Pemerintah juga memiliki rumah cadangan kalau ada pemilik hotel yang membatalkan perjanjian secara sepihak. Penginapan tersebut, yaitu Makkah Royal Hotel yang terletak di Syisyah, Makkah.

"Pernah ada pemilik hotel yang membatalkan sepihak. Uang muka sudah dibayar. Ketika kami kirim jamaah, sudah ada orang Turki," kata Alam menjelaskan.

Hotel itu juga akan digunakan untuk pengawas serta petugas PPIH Arab Saudi dari Madinah dan Jeddah. ‎Ketika prosesi puncak haji, seluruh petugas akan dipindahkan ke Makkah.

Petugas Jeddah bertanggung jawab dengan prosesi wukuf di Arafah dan Madinah bertanggung jawab dengan prosesi di Mina. "Petugas Makkah bertugas di Mudzalifah," ujarnya.

Rumah cadangan tersebut memang tidak sebaik pemondokan untuk jamaah. Namun, hotel itu memiliki 15 lantai dengan 815 tempat tidur. Kapasitas setiap kamar empat sampai enam kamar tidur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement