Selasa 15 Sep 2015 09:31 WIB
Musibah Crane Jatuh

Crane Runtuh di Masjidil Haram Buatan Jerman

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Crane runtuh yang menimpa atap Masjidil Haram beberapa waktu lalu ternyata dibuat di Ehingen, Jerman. Hal ini menepis kabar yang beredar di sosial media akhir-akhir ini yang mengklaim crane tersebut buatan Cina.

Kristian Kueppers, Kepala Komunikasi Perusahaan Liebherr Group, perusahaan yang membuat crane tersebut,  mengaku perusahaannya sangat sedih atas kecelakaan tragis hingga menyebabkan kematian dan cedera tersebut. "Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," kata dia, seperti dilansir Arabnews, Selasa (15/9).

Menurutnya, terdapat sekitar 30 crane sejenis itu buatan perusahaannya yang beroperasi di seluruh dunia. Dia berpendapat terdapat kemungkinan alasan lain yang membuat crane tersebut runtuh. "Crane LR 13000 kami ini merupakan crane merayap terkuat di dunia dengan design konvensional. Bisa jadi terdapat alasan lain yang menyebabkan cran tersebut runtuh," ungkapnya.

Dia tidak ingin menebak-nebak apa penyebab jatuhnya crane tersebut sebelum keluar hasil penyelidikan resmi dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Namun, crane buatan perusahaannya tersebut didesain untuk beradaptasi dengan segala cuaca.

"Terdapat instruksi yang jelas dalam  petunjuk tentang cara untuk mengamankan crane dalam kondisi cuaca yang berbeda. Pada saat yang diperlukan untuk merakit sebuah crane di lokasi proyek, itu tergantung pada konfigurasi dan keahlian tim," lanjutnya.

Pada Senin (14/9) lalu, sebuah tim insinyur dari Saudi Bin Ladin Group membongkar crane tersebut dengan mesin. Insinyur mengatakan membutuhkan waktu enam hari untuk menuntaskannya.  Crane sebagian besar berwarna kuning, dan asumsi umum adalah bahwa yang berwarna merah berasal dari Cina dan yang kuning dari Jerman. Bagaimanapun, Kueppers menjelaskan bahwa tidak ada arti khusus untuk warna tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement