Rabu 16 Sep 2015 17:09 WIB

Jamaah Diminta Persiapkan Logistik ke Arafah

  Jamaah haji yang tengah melaksanakan ibadah wukuf, menunaikan shalat Jumat di sekitar kawasan Masjid Namirah, Arafah, Jumat ( 3/10).   (Reuters/Muhammad Hamed)
Jamaah haji yang tengah melaksanakan ibadah wukuf, menunaikan shalat Jumat di sekitar kawasan Masjid Namirah, Arafah, Jumat ( 3/10). (Reuters/Muhammad Hamed)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Jamaah haji Indonesia disarankan membawa perbekalan makanan dan minuman saat bergerak ke Padang Arafah untuk mengikuti wukuf. Bekal makanan dan minuman harus dibawa terutama bagi jamaah yang mendapat jatah pindah dari pemondokan di Makkah menuju Arafah pada 8 Dzulhijjah pagi dan siang hari.

Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi yang menjadi penanggung jawab satuan tugas Arafah Nurul Badruttamam mengatakan, berdasarkan jadwal, jamaah haji Indonesia akan mulai bergerak ke Arafah pada Selasa (22/9) pukul 08.00 waktu Arab Saudi. Pemberangkatan selanjutnya akan dilakukan pada pukul 12.00 WAS dan 16.00 WAS. Waktu tempuh dari pemondokan ke Padang Arafah dengan menggunakan bus yang sudah disiapkan Maktab diperkirakan mencapai satu jam.

“Nah, jatah makan di Arafah baru diberikan pada malam hari, karena itu jamaah harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri,” ujar Nurul di Jeddah, Arab Saudi, seperti dilaporkan wartawan Republika, EH Ismail, Rabu (16/9).

Jika tidak membawa bekal makan dan minum yang mencukupi, kata Nurul, jamaah dikhawatirkan bakal kesulitan mencari makan dan minum. Apalagi, kebanyakan jamaah haji Tanah Air adalah jamaah berusia uzur yang tidak terlalu leluasa melakukan pergerakan mencari makanan dan minuman yang tersedia di Arafah.

Nurul menyarankan, jamaah haji Indonesia yang berjumlah 155.200 orang mulai mencicil belanja aneka kebutuhan untuk bekal ke Arafah mulai saat ini. Selain makanan, jamaah juga perlu membeli voucher pulsa untuk komunikasi dan buah-buahan.

“Belanja kebutuhan ini jangan mepet saat mau berangkat. Khawatirnya kehabisan karena yang persiapan itu semua jamaah haji dari berbagai negara,” kata Nurul.

Guna mengantisipasi jamaah sakit, PPIH Arab Saudi sudah menyiapkan klinik kesehatan di bagian pojok tenda Misi Haji. Jamaah yang kelelahan akan langsung ditangani oleh dokter dan paramedis yang sudah disiagakan. “Memang ada usulan kliniknya ada di setiap maktab, tapi tahun ini belum terlaksana. Ini akan menjadi rekomendasi kita untuk musim haji tahun depan,” kata Nurul.

kata Kepala Satuan Operasional Arafah Muzdalifah Mina (Armina) Letkol Caj Abu Haris Mutohar menerangkan, jamaah Indonesia akan menempati tenda-tenda di 52 maktab selama di Arafah. Jamaah haji Tanah Air juga akan mendapatkan maktab yang lebih luas lantaran area yang dikhususkan untuk Indonesia tidak berkurang mengikuti pemotongan jumlah kuota haji.

“Jadi tendanya lebih luas karena kuotanya berkurang 20 persen, tapi maktabnya tetap,” kata Abu Haris.

Untuk pengangkutan jamaah dari pemondokan ke Arafah, pemerintah sudah menyiapkan 1.040 bus dengan masing-masing maktab dilayani 20 bus. “Satu busnya berisi sekitar 50 jamaah dan bus akan beroperasi secara taraddudi (bolak-balik),” ujar Abu Haris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement