Selasa 01 Dec 2015 18:28 WIB

Tren Umrah di Akhir Tahun, Ada Dampaknya

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
Wakil Ketua Umum Asbihu NU, KH Hafidz Taftazani
Foto: ROL/Agung Sasongko
Wakil Ketua Umum Asbihu NU, KH Hafidz Taftazani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Asbihu Tour & Travel, Hafidz Taftazani mengatakan, untuk keberangkatan akhir tahun ini hingga Januari sudah ada 500 jamaah yang siap menuju Tanah Suci. Namun, ia mengingatkan kepada calon jamaah agar tidak berpikir waktu umrah yang tepat itu di akhir tahun.

"Kami sudah sampaikan, tidak ada kebiasaan dalam Islam umrah di akhir tahun masehi. Ini tahun Masehi lho yah bukan Hijriah," kata dia, Selasa (1/12).

Menurut Kiai Hafidz, pihaknya sengaja terus mengingatkan calon jamaah karena dampak dari kebiasaan tersebut berpengaruh terhadap kenaikan harga penginapan, juga pesawat. Dampak inilah yang harus disadari jamaah. "Kita selalu beri penyuluhan. Bahwa ada bulan lain, seperti Februri. Tidak harus akhir tahun," kata dia.

(Baca: Umrah Akhir Tahun: Mau Liburan atau Ibadah)

Kiai juga mengingatkan lagi kepada calon jamaah agar memilih penyelenggara umrah yang tidak hanya menawarkan murah tapi tidak ada jaminan layanan yang pasti.  Masyarakat diharapanmulai paham dan mengerti soal penyelenggara umrah.

"Kita bisa melihatnya begini, kita bisa beli besar 3 ribu rupiah per kilo, itukan beras raskin yang sudah tidak layak dikonsumsi manusia. Contoh lain, kalau beli ayam jauh lebih murah misalnya 15 ribu dari harga normal 30 ribu, ini kan artinya ayam sakit. Atau kita ingin ke Jakarta dengan harga murah, ya sampainya dua hari bagaimana."

"Artinya, jangan sampai dengan murah tidak bisa berangkat. Akhirnya sengsara," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement