Selasa 23 Aug 2016 16:09 WIB

Daker Makkah Sebut Travel dan KBIH 177 WNI Abal-Abal

Rep: Didi Purwadi/ Red: Achmad Syalaby
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)
Foto: EPA/Manila International Airport Media Affair
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH --  Sebanyak 177 warga negara Indonesia (WNI) tertahan di Filipina karena menggunakan paspor Filipina untuk bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Mereka diduga diberangkatkan oleh empat perusahaan travel dan dua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Keempat perusahaan travel tersebut yaitu PT Taskiah, PT. Aulad Amin Makasar, Travel Shafwa Makasar, dan Travel Hade el Barde. Sedangkan, KBIH yang diduga terlibat dalam pemberangkatan ilegal tersebut adalah KBIH Arafah dan KBIH Araffah Pandaan (Hj. Nurul).

Kepala Seksi Pengendalian PIHK (penyelenggara ibadah haji khusus) Daker Makkah, Mohammad Fahri, memastikan keempat perusahaan tersebut tidak masuk daftar PIHK yang tercatat pada daftar PIHK di Daker Makkah. "Itu perusahaan abal-abal. Tidak masuk di daftar kita,’’ kata Mohammad di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Syisiah, Arab Saudi, Selasa (23/8).

Mohammad mengatakan ada sebanyak 223 PIHK yang tergabung dalam 134 konsorsium, yang musim ini memberangkatkan jamaah haji. Tiap PIHK minimal harus memiliki 47 jamaah untuk bisa memberangkatkan haji.

Sebanyak 168 jamaah haji khusus dari tiga konsorsium penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) telah tiba di Makkah, Arab Saudi, Senin (22/8). Kedatangan jamaah haji khusus lebih maju dari jadwal kedatangan semula pada tanggal 28 Agustus.

Jamaah haji khusus berjumlah 168 orang tersebut berasal dari tiga konsorsium yakni PT An Naba sebanyak 85 orang, PT Zulian Kamsaindo sebanyak 53 orang dan PT Multazam sebanyak 30 orang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement