Senin 28 Aug 2017 16:12 WIB

Jamaah Yordania Kesulitan Mendapat Bus Layak Pakai

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Bendera Yordania (ilustrasi)
Bendera Yordania (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Operatur Tur Yordania Khalil Qatawi memiliki masalah karena tak dapat menemukan bus untuk mengangkut jamah calon haji ke Saudi.

Dilansir dari Arab News, Senin (28/8) saat ini hanya tersedia 600 bus yang tidak lebih dari tahun 2010. "Di satu sisi, pemerintah bersikeras dan kami ingin memiliki bus modern namun pada saat yang sama, hanya ada beberapa bus, "kata Qatawi.

Pemerintah Yordania tahun ini telah menerapkan kebijakan lebih ketat mengenai penggunaan bus yang lebih tua, sehingga membuat perusahaan tur mengalami kesulitan. Ini karena terjadinya kecelakaan di dekat kota Tafileh di Yordania selatan pada 26 Juni dari sebuah kelompok Umrah menyebabkan enam orang tewas dan 38 lainnya terluka.

Akibat kecelakaan tersebut petugas transportasi Yordania telah mencoba mengatur rute haji dan umrah. Bus yanh membawa jamaah harus menjalani pemeriksaan teknis sebelum diizinkan ke kota-kota suci di Makkah dan Madinah, akibatnya saat ini lebih sedikit bus berkualitas tersedia.

Sebelum krisis Suriah, perusahaan wisata tidak keberatan membeli bus baru karena mereka bisa menggunakannya untuk perjalanan ke Suriah dan Lebanon saat mereka tidak mengantar haji dan umrah. "Dengan perbatasan tertutup, tidak masuk akal bagi perusahaan untuk membeli bus baru hanya untuk perjalanan ke Arab Saudi," keluhnya.

Bus buatan Eropa yang baru beroperasi harganya 250.000 dollar AS sementara bus China bisa dibeli seharga 100.000 dollar AS, namun bus Cina pun tidak layak karena kurangnya pekerjaan selama sisa tahun ini.

Perusahaan tur menyarankan menyewa bus dari Arab Saudi, tapi itu tidak diperbolehkan. "Rupanya, sebagai bagian dari kesepakatan Saudi-Yordania, kami hanya diizinkan menggunakan bus Yordania," katanya.

Qatawi tidak apa-apa dengan kebijakan mengutamakan bus Yordania, tapi apa yang mereka lakukan bila tidak ada cukup bus. "Kami harus melanggar hukum dan membayar denda Dinar Yordania atau menggunakan bus yang lebih rendah.

Hampir 7.500 orang Yordania pergi haji setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 1.000 orang membayar 650 dinar Yordania ( 970 dollar AS) untuk tiket pulang-pergi sementara lainnya sekitar 800-1000 menggunakan taksi dan van publik dan dengan mobil mereka sendiri.

Pejabat transportasi Yordania memperkirakan bahwa 4.700 jamaah perlu menggunakan bus untuk periode haji tahun ini. Biaya rata-rata bus antara 170-220 dinar Yordania tergantung pada keadaan bus. Biaya lebih tinggi untuk bus yang lebih baru.

Masalah ini semakin diperburuk dengan fakta bahwa Yordania menangani perjalanan jamaah Palestina dari Tepi Barat, dan juga dari Israel. Kementerian Yordania Awqaf dan Urusan Islam mengeluarkan paspor sementara untuk apa yang disebutnya "orang Arab tahun 1948" untuk memungkinkan mereka melaksanakan ritual haji. Warga Palestina dari Gaza menggunakan transportasi Mesir untuk mencapai tempat-tempat suci di Arab Saudi.

Mohammed Abu Hashish seorang jamaah haji mengatakan tentang lama menunggu di perbatasan Saudi dan kondisi hotel di Makkah. "Kami menunggu hampir 12 jam di persimpangan perbatasan saat pihak berwenang Saudi melakukan pemindaian iris, dan melakukan pemeriksaan paspor normal.

Alasan utama penundaan adalah banyaknya bus yang menunggu untuk diproses, ada sekitar 50 bus yang mengantre, "katanya kepada.

Abu Hashish juga mengeluhkan hotel-hotel yang penuh sesak tempat kelompoknya ditempatkan. "Kami memiliki enam tempat tidur yang sempit di sebuah ruangan berukuran 4 x 4 meter di sebuah hotel yang menampung 2.500 orang," katanya. Biaya rata-rata transportasi dan akomodasi di tempat suci selama periode haji hampir 2.000 dinar Yordania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement