Rabu 01 Aug 2018 15:00 WIB

Calhaj Asal Cina Dibekali GPS

Sumber pelacak itu tertanam dalam kartu pintar yang dimiliki calon haji.

Rep: Umi Nur Fadillah/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Cina di Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (9/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji Cina di Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (9/8).

IHRAM.CO.ID,  XINJIANG -- Pemerintah Cina membekali umat Islam yang pergi haji dengan teknologi pelacak berupa GPS (global positioning system). Sumber pelacak itu tertanam dalam kartu pintar yang dimiliki setiap calon jamaah haji asal negara tersebut.

Dilansir di Swarajya, Rabu (1/8), Asosiasi Islam Cina yang berada di bawah pemerintah mempublikasi foto-foto calhaj Cina yang menggantungkan tanda pengenal kartu pintar di leher mereka. Kartu pintar itu dipakai sejak berangkat dari Beijing ke Makkah.

Perangkat itu dilaporkan memiliki fitur data pribadi calhaj dan pelacak GPS. Asosiasi mengklaim kartu pintar tersebut digunakan untuk memastikan keselamatan pemakainnya.

Kurang dari sepertiga dari 11.500 Muslim di Cina, berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Lembaga pemerintah Cina berulang kali menekankan, perangkat tersebut hanya bertujuan memastikan keamanan jamaah haji di Saudi.

“Jika seorang jamaah haji tersesat selama perjalanan, alat pelacak akan membantunya,” kata perwakilan asosiasi tersebut.

Asosiasi memastikan tim petugas haji Cina dapat dengan mudah mengindentifikasi lokasi spesifik seorang jamaah saat berada di tengah kerumunan menggunakan sistem Haji Elektronik itu. Keberadaan kartu pintar dengan alat pelacak tersebut menuai beragam anggapan. Salah satunya, alat tersebut mempermudah pemerintah mengetahui lokasi Muslim-muslim di Cina.

Cina secara rutin menindak warga Muslim yang sebagian besar berasal dari kelompok etnis Uighur Turki, terutama yang berbasis di Provinsi Xinjiang. Laporan mengatakan, lakh Muslim Uighur telah ditahan oleh pasukan negara Cina.

Banyak Muslim Uighur dikirim ke pusat pendidikan dan fasilitas penahanan politik di Cina. Menurut pengamat Cina yang dikutip Wall Street Journal, skala penahanan ini akan menjadi yang terbesar setelah kampanye “anti-kanan” era Maois pada 1950.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement