Jumat 12 Jul 2019 23:38 WIB

Bekal Makanan Calhaj Dominasi Bawaan yang Disita Petugas

Bekal makanan dibawa di koper jamaah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas membuka koper calon haji saat pemeriksaan barang bawaan jamaah calon haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa TImur, Rabu (18/7).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas membuka koper calon haji saat pemeriksaan barang bawaan jamaah calon haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa TImur, Rabu (18/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Pondok Gede menyebut banyak calon jamaah haji (calhaj) membawa barang bawaan berlebih di tas tangan. Rata-rata, barang berlebih itu berupa makanan untuk bekal selama di perjalanan dan tanah suci.  

“Pas sweeping (lihat isi tas), calhaj bawa banyak makanan, sehingga menyulitkan bagi mereka sendiri,” kata Sekertaris PPIH Embarkasi/Debarkasi Pondok Gede, Tabroni kepada Republika.co.id, Jumat (12/7).  

Baca Juga

Dia mengatakan sejauh ini tidak ada temuan barang berlebih pada koper calhaj. Batas barang bawaan untuk koper seberat 30 kilogram (kg), sementara untuk tas tangan seberat 7 kg. Apabila petugas menemukan barang berlebih pada tas tangan, terpaksa petugas mengeluarkan barang tersebut.  

Tabroni mengatakan barang bawaan berlebih pada tas tangan, mayoritas berupa bekal makanan. Padahal, calhaj mendapat dua kali makan berat dan dua kali makanan ringan selama di perjalanan perjalanan. “Mungkin untuk jaga-jaga, kalau makanananya kurang cocok dengan selera,” ujar dia.  

Petugas akan memasukkan barang berlebih itu pada bagian Barcer (barang tercecer). Kemudian, keluarga calhaj dapat mengambil barang sitaan itu pada petugas Barcer. “Biasanya yang sudah tua-tua, tak cocok makanannya. Ternyata malah menyusahkan bagi jamaah sendiri,” kata Tabroni.

Selain berupa makanan, petugas Embarkasi Pondok Gede menyita sejumlah barang calhaj, seperti pemanas air, penanak nasi, benda tajam, cairan yang melampaui ukuran, obat kuat. Barang sitaan tersebut akan dikembalikan pada jamaah, setelah selesai menunaikan ibadah haji. Namun, keluarga juga dapat mengambil barang-barang tersebut dengan menghubungi panitia.

Padahal, menurut Tabroni, selama ini petugas sudah delapan kali memberikan sosialisasi terkait barang bawaan yang tidak boleh dibawa ke Tanah Suci. Dia beranggapan, calhaj yang nekat membawa itu karena ingin coba-coba keberuntungan. “Itu sudah kita sampaikan ke seluruh jamaah, tapi masih ada saja yang nekat, tapi intinya mereka ingin coba-coba,” ujar dia. n Umi Nur Fadhilah

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement