Rabu 06 May 2020 03:27 WIB
Masjidil Haram

Kaligrafi Abdullah Zuhdi di Masjdil Haram dan Nabawi

Ternyata pelukis kaligrafi di Masjidil Haram dan Nabawi adalah Abdullah Zuhdi

Kain kiswah sedang dibuat.
Foto:

Sedangkan karya Kaligrafi Abdullah Zuhdi lainnya yang legendaris di Masjidil Haram, adalah karya kaligrafinya yang bergaya khat Tsulus. Kaligrafi ini  bertebaran menghiasi dinding. Tapi semuanya kalah pamor oleh kaligrafi di kiswah Ka'bah. Kiswah sendiri jadir disisi bersama jamaah yang bergemuruh thawaf mengelilingi Ka'bah . Akibatnya, kaligrafsi bergaya khat Tsulus di Kiswah ini menjadi sasaran tembak kamera saya yang paling menarik.

Apalagi semenjak proses pembuatannya, Kiswah memang menarik: dibuat saban tahun dengan biaya sekitar 5 juta real selama 9 bulan sampai setahun penuh dengan bahan-bahan: kain sutera, benang emas, dan materi campuran lainnya,. Untuk membuat kiswah harus melibatkan 200 perancang dan pekerja ahli, menghabiskan 9.600 pintal benang khusus yang hanya untuk tulisan segi tiga kaligrafi yang bertuliskan:


سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم، ياحنان، يامنان، ياالله.


Maka kiswah, yang beberapa abad lamanya dibikin atas tanggungan pemerintah Mesir (sebelum akhirnya jatuh ke tangan pemerintahan Ibnu Saud) menjadi penuh makna. Kiswah menjadi tak hanya sekedar kain kelambu Ka'bah yang terbuat dari sutera yang dihias pertama kali oleh bangsa Himyar 200 tahun sebelum hijrah.

Lebih tepatnya, yang mula-mula mengelambui Ka'bah dengan kulit yang disamak adalah Abu Karbin As'ad, Raja Himyar, tatkala baginda kembali dari berperang (220 SH) dan kebetulan lewat di depan Ka'bah.

                              *****

Nah, sejak Islam lahir sampai peristwa pembebasan atau 'Fathu Makkah', Rasulullah sendiri memang belum sempat mengkiswahi Ka'bah. Ini karena belum ada kebebasan ibadah akibat konfrontasi dengan musyrikin Quraisy. Baru setelah ada seorang wanita membakarnya, barulah Rasulullah menggantinya dengan kain baru dari Yaman.

Sama dengan Rasullah SAw, semasa khalifah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali bin Abi Thalib, mereka juga tidak disebut-sebut pernah membikin kiswah. Alasannya barangkali kala itu tidak sempat dilakikan sebagau akibat serunya pertentangan politik dengan Muawiyah dan munculnya berbagau fitnah di dalam negeri yang merajalela.

Dan sebaliknya pula, Muawiyah sendiri baru mengkiswahi Ka'bah sebanyak dua kali setahun, sedangkan khalifah Makmun tiga kali. dan pada era Khalifah Makmunlah yang
mula-mula membikin kiswah dari sutera putih bergambar. Di zaman Fatimiyah kemudian Ksiwah diganti lagi dengan sutera putih, kemudian kuning, kemudian hijau, kemudian hitam, warna yang berlaku sampai sekarang.

Maka. asyiiiiiik...... dah. Tidak terasa kamera Samsung Galaxy saya terus membidik huruf-huruf Kaligrafi di Kiswah yang hitam itu yang bertuliskan kalimat Syahadat: لا إله إلاالله محمدرسول الله

Di situlah berulang-ulang secara samar-samar tulisan ini memenuhi body kiswah yang hitam anggun. Sambil mengklik tombol kamera, terbayang ingatan ini ke pabrik kiswah super moderen yang dilengkapi peralatan dan komputer serba up to date. Di sini saya terungat tahap pembuatan kiswah tersebut yang diawali dengan pencucian kain sutera putih yang didatangkan khusus dari Italia.

Setelah itu lalu kain digosok berkali-kali dengan air mendidih dan sabun untuk mengikis debu dan zat kimia yang melekat. Kain pun kemudian dibeberkan hingga kering, lalu dicelup dengan warna biru nila dengan sedikit bumbu kimia untuk menguatkan warna.

Lantas, kain kemudian dicelup lagi dengan warna hitam pekat. Sesudah kering dilipat dengan gelondongan kayu besar-besar ratusan batang. Pintalan benang yang ditargetkan berjumlah 9.870 gulung, dibentangkan pada 8 buah sisir besi.

photo

                 Keterangan foto: salah satu contoh kaligrafi yang ada di kain kiswah.

Dan kemudian, kala itu kamera saya seakan diarahkan ke proses pembuatan kaligfari yang ada di kiswah tersebut. Awalnya bermula dari tahap penjahitan pada lengkung garis-garis ukur yang diguratkan sang direktur seniman. Apabila para pekerja menginjak pedal dengan telapak kakinya, maka bermunculanlah benang-benang sulam yang berkilauan. Nah, itulah kalimat-kalimat kaligrafi penghias kiswah. Indah sekali bukan?

Jadi Ka'bah memang dahsyat. Amalan untuk memuliakannya juga dahsyat. Satu kiswah, yang diolah 200 seniman spesialisasi tenun, bordir dan pengisian, jahit dan seterusnya, menghabiskan 875 m kain sutera. Untuk sabuk Ka'bah saja diperlukan 16 potong kain dengan panjang 61 m dan lebar 94 cm, berjarak 9 m dari permukaan tanah. Sepanjang sabuk itu bertuliskan:
بسم الله الرحمن الحيم
disusul dengan ayat 197-199 surat Al-Baqarah. Tulisan itu tampak dari arah Hijir Ismail.

Di sebelah barat antara Rukun Yamanisyah dan Hijir Ismail, kamera yang sudah sangat lengket ditangan ini terus di tangan membidik kaligrafi:
بسم الله الرحمن الحيم
disusul dengan ayat 96-97 surat Ali Imran.
Di sebelah timur pada pintu Ka'bah tertulis:
بسم الله الرحمن الرحيم
disusul dengan ayat 125-127 dan 128 surat Al-Baqarah.

Juga terdapat sepotong kain sutera besar bertuliskan kata sanjungan:

صنعت هذه الكسوة فى مكة المكرمة وأهداهاإلى الكعبة المشرفة خادم الحرمين الشريفين (nama Raja) تقبل الله منه.


Kamera saya kemudian membidik juga empat potong kain bersegi empat bertuliskan surat Al-Ikhlas yang digantungkan di setiap sudut Ka'bah. Adapun cadar pintu panjangnya 7 ½ m dan lebar 3 ½ m tampak anggun dengan ayat-ayat Alquran dalam pelbagai corak Kaligrafi  yang artistik.

Subhanallah, semuanya sangat mempesona.

Kamera juga serasa disorotkan kepada kaligrafer Abdullah Zuhdi yang berjasa merintis penulisan Kaligarfi di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Namun, aduh sayang, setelah itu ingatan saya yang terbidik ke kaligrafi keren itu hanya kata kenangan yang dikumandangkan para penyair:

مات رب الخط والأقلام قد #
نكست أعلامهاحزناعليه
وانثنت من حسرة قامتها #
بعدماكانت تباهى فى يديه
ولذاقدقلت فى تاريخه #
مات زهدى رحمة الله عليه

"Raja kaligrafi meninggal dunia
Pena-pena 'lah menurunkan benderanya


Bersedih karena kepergiannya
Dan membungkuk layu meratapi sosoknya yang tegap
Setelah dulu kejayaan di tangannya.
Karena itu, telah kukatakan dalam tarikhnya:
Zuhdi meninggal dunia
.

Semoga rahmat Allah terlimpah kepadanya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement