Rabu 29 Jul 2020 12:57 WIB

Haji Sarat Teknologi, Jamaah Kenakan Baju dengan Nano Perak

Beragam teknologi terbaru digunakan, seperti kartu identitas elektronik jamaah haji.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Haji Sarat Teknologi, Jamaah Kenakan Baju dengan Nano Perak. Pandangan udara tenda yang disiapkan untuk jamaah haji selama haji, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di kota suci Mekkah, Arab Saudi 28 Juli 2020.
Foto:

Kartu ini menyimpan informasi pribadi jamaah, status kesehatan, tempat tinggal dan perincian terkait haji lainnya. Di masa depan, al-Maddah mengatakan kartu-kartu itu akan dilengkapi dengan pelacak lokasi untuk mengikuti gerakan individu jamaah haji. Alat pelacak akan dikelola oleh ruang kontrol. Tak hanya itu, ke depan kartu diharap dapat digunakan sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.

Jamaah juga telah diberi pakaian khusus untuk dipakai selama haji yang dicampur dengan teknologi nano perak. Teknologi ini membantu membunuh bakteri dan membuat pakaian tahan air.

"Semua ini merupakan bagian dari tindakan pencegahan. Minimal memiliki peluang meningkatkan kondisi kesehatan jamaah," kata Al-Maddah.

Semua itu menjadi bagian dari perlakuan khusus yang diterima jamaah tahun ini. Fasilitas lainnya, seperti makanan, akomodasi hotel, transportasi dan perawatan kesehatan dibayar oleh pemerintah Arab Saudi. Biasanya, perjalanan haji menelan biaya ribuan dolar dan jamaah harus menabung seumur hidup.

Tahun ini, pertama kalinya dalam hampir satu abad pemerintahan Saudi atas Makkah, orang-orang yang tinggal di luar Kerajaan tidak ambil bagian dalam ibadah haji. Ibadah ini merupakan rukun Islam sekali seumur hidup bagi umat Muslim.

photo
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Media Saudi pada tanggal 27 Juli 2020 menunjukkan pekerja mendisinfeksi tas jemaah haji di Mekah, Arab Saudi, 26 Juli 2020. Peziarah akan memulai ritual haji pada 29 Juli di tengah langkah-langkah kesehatan preventif yang diambil oleh pihak berwenang Saudi untuk memastikan bahwa peziarah bebas dari COVID-19 Coronavirus. - (EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA)

Al-Maddah, yang menjadi bagian dalam komite perencanaan haji, mengatakan mengizinkan orang dari luar negeri masuk ke Arab Saudi akan menimbulkan risiko kesehatan global. Dua pertiga jamaah haji tahun ini adalah orang asing yang telah tinggal di Arab Saudi dari 160 negara yang berbeda. Sepertiga lainnya adalah personel keamanan dan staf medis Saudi.

Semua jamaah harus berusia antara 20 dan 50 tahun. Mereka dipastikan tanpa penyakit kronis dan tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Setiap tahunnya, haji menimbulkan tantangan logistik besar-besaran untuk otoritas Arab Saudi. Baru-baru ini, pada 2015, kondisi berjejalan menewaskan lebih dari 2.400 orang.

Langkah-langkah pengendalian keramaian membutuhkan penggunaan ribuan kamera dan petugas keamanan. Petugas berfungsi mengoordinasikan pergerakan lebih dari 2,5 juta orang di jalan-jalan sempit, jalan setapak, dan jalur Makkah dan Mina. Teknologi pengenalan wajah dan sistem keamanan berteknologi tinggi lainnya harus cukup canggih untuk mengurai kepadatan jamaah, yang mengenakan pakaian kain putih yang hampir sama.

"Bagi kami, keselamatan adalah yang utama. Kami menggunakan teknologi tinggi dan langkah pencegahan yamg digunakan dapat membantu menjaga jamaah," ujar Al-Maddah. 

 

http://www.tribtown.com/2020/07/28/ml-saudi-hajj-2/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement