Ahad 02 May 2021 05:23 WIB

Santri di Tasikmalaya Tak Bisa Mudik Setelah 6 Mei

Santri diharapkan melakukan mudik dengan terencana.

Ratusan santri Pondok Pesantren Idrisiyyah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya dipulangkan ke rumah mereka masing-masing, Sabtu (1/5). Pemulangan dilakukan dengan menggunakan bus dan minibus yang disewa khusus para santri.
Foto:

Sementara itu, Kepala Seksi Pondok Pesantren, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya, Harun Harosid mengatakan, pihaknya sudah memberikan imbauan ke pesantren yang akan memulangkan santri harus dilakukan sebelum 6 Mei. Dengan begitu, tak akan ada masalah dalam pemulangan santri.

 

Ia menyebutkan, berdasarkan hasil rapat koordinasi bersama Satgas Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, pemulangan santri hanya boleh dilakukan sebelum tanggal 6 Mei. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian terkait pemulangan santri.

 

"Insyaallah tidak ada penyekatan," kata dia.

 

Harun menambahkan, pihak pesantren juga berkoordinasi dengan satgas kecamatan setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan santri sebelum pulang. Para santri umumnya menjalani pemeriksaan influenza like illness (ILI). Ketika ada yang memiliki gejala, santri akan menjalani tes antigen. Dengan begitu, dapat dipastikan santri pulang dalam kondisi sehat. 

 

"Kita juga melakukan pengawasan di pesantren besar yang memiliki banyak santri dari luar Tasikmalaya. Kalau pulang dalam kabupaten itu kan tak ada masalah," ujar dia.

 

Harun menjelaskan, pemulangan santri menjelang Lebaran sudah menjadi kultur pesantren. Sebab, setiap tanggal 20 Ramadhan itu terdapat tafarukan (masa penutupan) pesantren. Artinya, sudah tidak ada kegiatan pembelajaran di pesantren setelah 20 Ramadhan.

 

Menurut dia, saat ini sejumlah pesantren besar di Kabupaten Tasikmalaya sudah mulai memulangkan para santrinya.

 

Ia mencontohkan, Pesantren Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya yang memiliki sekitar 5.000 santri telah memulangkan santrinya sejak 22 April dengan menggunakan 100 bus.

 

Begitu juga dengan pesantren lain, semisal Pesantren Sukahideung, Pesantren Sukamanah, Pesantren Idrisiyyah, Pesantren Cipasung, dan Pesantren Darussalam, sudah mulai mulangkan santrinya secara bertahap.

 

"Kalau untuk pesantren besar, karena memiliki orda (organisasi daerah), mereka rata-rata menyewa bus. Jadi tidak menggunakan transportasi umum," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement