Kamis 22 Jul 2021 10:20 WIB

KH Zainuddin MZ, Kisah Sang Dai Sejuta Umat (II)

Media massa mendaulatnya sebagai Dai Sejuta Umat.

KH Zainuddin MZ
Foto:

Setahun setelah Pemilu 1982, dia mulai meninggalkan panggung politik. Tujuannya semata-mata agar lebih bebas menyampaikan pesan-pesan keagamaan, tidak dicurigai membawa pesan politik-praktis tertentu. Jalan justru terbuka lebar. Sebuah perusahaan rekaman menawarkan kerja sama untuk mendokumentasikan ceramah-ceramahnya ke dalam pita kaset.

Alhasil, dakwahnya kian meluas ke seluruh lapisan masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Radio-radio swasta mulai menyiarkan rekaman ceramahnya. Beberapa lama kemudian, stasiun-stasiun televisi juga mengundangnya untuk tabligh akbar secara langsung. Permintaan berdakwah makin membeludak dari daerah-daerah. Karena itu, KH Zainuddin MZ mulai membentuk koordinator agar jadwal lebih sistematis dan terencana.

Kesibukannya tidak tanggung-tanggung. Sebagai contoh, pernah suatu kali dia harus menyambangi 120 lokasi yang tersebar mulai dari Jakarta hingga Maluku. Pihak panitia bahkan mesti menyiapkan helikopter untuk mengangkutnya, meski KH Zainuddin MZ sendiri tidak pernah meminta fasilitas demikian.

Ketenarannya tidak lepas dari perhatian pemerintah. Presiden Soeharto rutin mengundangnya untuk berceramah di pelbagai kesempatan, baik itu acara-acara resmi ke negaraan maupun internal keluarga Cendana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement