Pribadi Rendah Hati dan Sufistik
Tawadhu merupakan salah satu sifat orang-orang saleh. Buya Syafii Ma'arif dalam buku Pergumulan Tokoh Muhammadiyah Menuju Sufi mengenang KH Abdurrahim Nur sebagai seorang teladan dalam perkara tawadhu. Menurut dia, keteladanan itu dapat menjadi inspirasi bagi Muslimin Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah.
Mantan ketua umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah itu menuturkan, Kiai Abdurrahim dikenang karena kepribadiannya. Tutur katanya lembut, sikapnya santun, dan menunjukkan sifat rendah hati. Ulama yang wafat pada 29 Mei 2007 itu menjalani hidupnya dengan kesederhanaan.
Di samping itu, Buya Syafii melanjutkan, Kiai Abdurrahim sangat getol dalam melakukan dakwah. Sejak masa muda, alumnus Uni versitas al-Azhar (Mesir) yang seangkatan dengan KH Abdurrahman Wahid itu sudah menekuni dunia syiar Islam. Selain itu, tokoh kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut selalu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan, seperti menyantuni anak-anak yatim, baik secara pribadi maupun melalui perserikatan.
Selain berkiprah di Muhammadiyah, Kiai Abdurrahim juga mendirikan dan memimpin Yayasan Nurul Azhar, yang mengelola panti asuhan yatim-piatu. Setiap pekan dirinya juga mengadakan pengajian rutin tafsir Alquran dan pengajian bulanan bertajuk Fajar Shodiq di halaman rumahnya. Setiap kegiatan itu kerap diikuti ribuan jamaah dari pelbagai kalangan.