Jumat 13 Aug 2021 12:43 WIB

KH Abdurrahim Nur, Dai Pemersatu Umat (II-Habis)

Kiai Abdurrahim menjadi panutan tidak hanya di satu, melainkan lintas ormas Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 KH Abdurrahim Nur
Foto:

"Namun, bagi ustaz kita ini (KH Abdurrahim Nur), dikagumi atau tidak bukan urusannya. Yang penting baginya, pesan risalah Nabi Muhammad SAW disampaikan secara bijak melalui pengajaran yang baik, dan bila berdialog dilakukannya dengan penuh kesopanan,"tulis Buya Syafii.

Ada satu kisah yang berkesan tentangnya. Dalam setiap kesempatan, Kiai Abdurrahim tidak membiasakan diri untuk dicium tangannya oleh para santri atau muridnya. Buya menceritakan, hal itu dilakukannya sebagai cerminan sikap tawadhu sekaligus menunjukkan jiwa tauhid yang kuat. Buya melihat, dalam diri ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur periode 1987-2000 terdapat karakteristik sufi sejati. 

Dalam arti, seorang salik yang tidak hanya menghabiskan waktunya untuk berzikir atau beribadah vertikal (habluminallah). Dalam berbagai risalah pemikirannya, tampak bahwa sang kiai menasihati pentingnya sikap menerima, menyerah, tunduk, dan patuh sepenuhnya kepada ketentuan Allah SWT.

 

Sebagai seorang dai prolifik, Kiai Abdurrahim menghasilkan cukup banyak karya. Di antaranya adalah Percaya Kepada Taqdir: Membawa Kemajuan atau Kemunduran? (1987) dan Perkembangan Aqidah Dalam Islam (1999).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement